ACT dukung penyaluran Lumbung Pangan Wakaf
5 Desember 2019 23:37 WIB
Lumbung Pangan Wakaf (LPW) menjadi salah satu program unggulan ACT untuk menggerakkan kepedulian umat sehingga mampu memberikan sedikit kontribusi dari permasalahan pangan yang ada di Indonesia. (ANTARA/ HO-ACT)
Madiun (ANTARA) - Organisasi nirlaba Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Madiun mendukung penyaluran Lumbung Pangan Wakaf (LPW) binaan Global Wakaf yang berada di Blora, Jawa Tengah, untuk disalurkan di wilayahnya guna mendukung permasalahan pangan yang ada di Indonesia.
Kepala cabang ACT Madiun Soemintoro, Kamis, mengatakan program LPW akan disalurkan di Madiun dalam bentuk program BERISI dan SGI.
Program BERISI adalah program Beras Untuk Santri Indonesia. Khusus untuk memberi makan santri pondok-pondok pesantren yang masih kekurangan, sedangkan SGI adalah program Sahabat Guru Indonesia.
"Data yang kami himpun, di Madiun dan sekitarnya masih banyak guru dan pondok pesantren yang masih membutuhkan bantuan. Salah satu yang kami bawa adalah pangan untuk mereka. Insya Allah kita upayakan," ujar Soemintoro di Madiun.
Pihaknya optimistis bahwa program tersebut dapat membantu masyarakat yang membutuhkan. Harapannya agar mereka tidak lagi kesulitan memikirkan makanan.
Baca juga: ACT dorong santri mandiri lewat lumbung pangan dan ternak wakaf
Baca juga: Peduli nasib guru honorer, ACT bantu bea guru honorer di Sulteng
Baca juga: "Lumbung Beras Wakaf" di Blora-Jateng diresmikan ACT
Staf Program ACT Cabang Madiun, Didik Purwoko, mengatakan program BERISI dan SGI nantinya akan diselingi dengan program lainnya. Misalnya ada Humanity Food Truck (HFT), Rice Truck, ataupun Water Wakaf.
"Nantinya kita coba kolaborasikan dengan program-program lainnya. Secara bertahap, kami akan urai permasalahan-permasalahan yang ada. Untuk itu kami mohon masyarakat dapat ikut mendukung," kata dia.
Sesuai data, ketahanan pangan dan ketersediaan pangan menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan pertanian pada 2018 tinggal 7,1 juta hektare, turun dibanding 2017 yang masih 7,75 juta hektare. Kondisi tersebut dapat mengancam ketahanan pangan nasional.
Untuk itu, demi menjaga ketersediaan pangan dan mencegah alih fungsi lahan, ACT melalui Global Wakaf, telah mempelopori berdirinya Lumbung Pangan Wakaf (LPW) sebagai induk program dari Lumbung Beras Wakaf (LBW).
Adapun, program LPW merupakan salah satu solusi untuk permasalahan kemiskinan dan ketahanan pangan yang dihadapi Indonesia.
ACT yakin Lumbung Pangan Wakaf mampu menjadi salah satu program unggulan lembaga untuk menggerakkan kepedulian umat sehingga mampu memberikan sedikit kontribusi dari permasalahan pangan yang ada di Indonesia.*
Baca juga: ACT Jatim dukung penambahan lumbung beras wakaf
Baca juga: ACT Aceh realisasikan sumur wakaf bagi Nurfaizah, guru ngaji difabel
Baca juga: ACT ajak masyarakat bantu guru berpenghasilan rendah
Kepala cabang ACT Madiun Soemintoro, Kamis, mengatakan program LPW akan disalurkan di Madiun dalam bentuk program BERISI dan SGI.
Program BERISI adalah program Beras Untuk Santri Indonesia. Khusus untuk memberi makan santri pondok-pondok pesantren yang masih kekurangan, sedangkan SGI adalah program Sahabat Guru Indonesia.
"Data yang kami himpun, di Madiun dan sekitarnya masih banyak guru dan pondok pesantren yang masih membutuhkan bantuan. Salah satu yang kami bawa adalah pangan untuk mereka. Insya Allah kita upayakan," ujar Soemintoro di Madiun.
Pihaknya optimistis bahwa program tersebut dapat membantu masyarakat yang membutuhkan. Harapannya agar mereka tidak lagi kesulitan memikirkan makanan.
Baca juga: ACT dorong santri mandiri lewat lumbung pangan dan ternak wakaf
Baca juga: Peduli nasib guru honorer, ACT bantu bea guru honorer di Sulteng
Baca juga: "Lumbung Beras Wakaf" di Blora-Jateng diresmikan ACT
Staf Program ACT Cabang Madiun, Didik Purwoko, mengatakan program BERISI dan SGI nantinya akan diselingi dengan program lainnya. Misalnya ada Humanity Food Truck (HFT), Rice Truck, ataupun Water Wakaf.
"Nantinya kita coba kolaborasikan dengan program-program lainnya. Secara bertahap, kami akan urai permasalahan-permasalahan yang ada. Untuk itu kami mohon masyarakat dapat ikut mendukung," kata dia.
Sesuai data, ketahanan pangan dan ketersediaan pangan menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan pertanian pada 2018 tinggal 7,1 juta hektare, turun dibanding 2017 yang masih 7,75 juta hektare. Kondisi tersebut dapat mengancam ketahanan pangan nasional.
Untuk itu, demi menjaga ketersediaan pangan dan mencegah alih fungsi lahan, ACT melalui Global Wakaf, telah mempelopori berdirinya Lumbung Pangan Wakaf (LPW) sebagai induk program dari Lumbung Beras Wakaf (LBW).
Adapun, program LPW merupakan salah satu solusi untuk permasalahan kemiskinan dan ketahanan pangan yang dihadapi Indonesia.
ACT yakin Lumbung Pangan Wakaf mampu menjadi salah satu program unggulan lembaga untuk menggerakkan kepedulian umat sehingga mampu memberikan sedikit kontribusi dari permasalahan pangan yang ada di Indonesia.*
Baca juga: ACT Jatim dukung penambahan lumbung beras wakaf
Baca juga: ACT Aceh realisasikan sumur wakaf bagi Nurfaizah, guru ngaji difabel
Baca juga: ACT ajak masyarakat bantu guru berpenghasilan rendah
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: