Manila (ANTARA) - Atlet anggar Indonesia yang bertanding di nomor sabre, Diah Permatasari harus puas meraih medali perak pada SEA Games 2019, setelah menelan pil pahit saat menghadapi tuan rumah Filipina, karena dinyatakan kalah oleh wasit setelah meraih poin sama, Kamis.
Dalam pertarungan yang berlangsung di World Trade Centre (WTC), Manila Filipina, Diah sempat meraih poin sama 14-14 dengan Filipina, namun setelah juri melihat secara berulang melalui video, kemudian dinyatakan kalah dan kemenangan berpihak pada Nicanor Jylyn, dengan poin akhir 15-14 untuk tuan rumah.
Baca juga: Diah Permatasari harus puas raih perak anggar
"Terus terang kami kecewa, namun memang karena rezekinya di perak ya kami harus terima. Diharapkan untuk di tim ke depan bisa meraih emas," kata Diah, atlet anggar asal Jawa Timur ini.
Diah mengaku, berpihaknya emas atau kemenangan pada Filipina bisa juga karena faktor tuan rumah, sehingga hal itu bisa menjadi salah satu penyebab tersingkirnya Indonesia dan harus puas mendapatkan perak di nomor sabre.
Sebelumnya, Tim Anggar Indonesia menargetkan dua emas dari 12 medali yang diperebutkan pada SEA Games 2019.
Baca juga: Diah optimistis Indonesia menangi anggar beregu
Target itu, cukup tinggi karena pada SEA Games Malaysia 2017 Indonesia hanya mampu meraih satu perunggu lewat atlet anggar putra, Indra Jaya Kusuma.
Target dicanangkan untuk nomor floret, sebab pada Asian Games Jakarta 2018 mampu meraih dua medali emas.
SEA Games 2019
Raih perak, Diah Permatasari harus telan pil pahit dari Filipina
5 Desember 2019 18:45 WIB
Atlet anggar Indonesia yang bertanding di nomor sabre, Diah Permatasari usai meraih perak di SEA Games 2019 Filipina, Kamis (5/12). (ANTARA/ A Malik Ibrahim)
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: