Pengawasan Taman Nasional Komodo gunakan teknologi digital
5 Desember 2019 12:27 WIB
Pasangan wisatawan yang berasal dari Texas, Amerika Serikat mengabadikan momen dengan latar belakang gugusan pulau-pulau di Pulau Padar Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, NTT (29/11/2018). .ANTARA FOTO/Kornelis Kaha. (Antara Foto/Kornelis Kaha)
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Nusa Tenggara Timur akan menggunakan aplikasi teknologi digital untuk memantau seluruh aktifitas baik di darat maupun di laut di kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores pada 2020.
Demikian dikatakan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu kepada Antara di Kupang, Kamis.
Pemda NTT kata Marius Ardu Jelamu, mengandeng satu perusahan teknologi tinggi dari Singapura untuk melakukan kontrol pengawasan di Taman nasional Komodo dengan menggunakan aplikasi teknologi yang sangat moderen.
Menurut dia, teknologi moderen yang digunakan itu mampu mendeteksi berbagai aktifitas semua kapal pesiar, kapal wisata maupun para wisatawan yang datang berwisata di kawasan Pulau Komodo.
"Teknologi itu nanti juga mampu mendeteksi aktifitas pencurian ikan, rusa dan perusakan kawasan taman nasional komodo semuanya bisa terpantau dengan baik,"tegasnya.
Marius menegaskan, semua aktifitas dalam kawasan Taman Nasional Komodo akan mudah dimonitor dengan menggunakan teknologi yang pertama kali dilakukan di NTT dalam kepemimpinan Gubernur Viktor B Laiskodat.
Menurutnya teknologi digital itu memungkinkan seluruh kawasan terpantau termasuk aktifitas wisatawan saat melakukan menyelam di perairan Komodo sehingga ditargetkan pada 2020 aplikasi teknologi ini akan terpasang di TN Komodo.
"Baru pertama kali di Indonesia teknologi itu digunakan di NTT, Kami akan mengelola TN Komodo secara profesional mengikuti pengelolaan taman-taman nasional dunia seperti taman nasional Galapagos dan Taman Nasional di Afrika yang menerapkan sistem aplikasi teknologi tinggi dalam pengawasannya," ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah NTT juga akan melakukan pembatasan terhadap kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo, sehingga Pulau Komodo menjadi daerah konservasi serta daerah destinasi wisata yang bermutu tinggi.
Baca juga: Diberitakan negatif, Pulau Komodo diyakini tetap magnet bagi turis
Baca juga: Penutupan dibatalkan, operator kembali jual paket wisata Pulau Komodo
Baca juga: Pengamat: Perlu paket wisata bagi berkantong tipis di Taman Komodo
Demikian dikatakan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu kepada Antara di Kupang, Kamis.
Pemda NTT kata Marius Ardu Jelamu, mengandeng satu perusahan teknologi tinggi dari Singapura untuk melakukan kontrol pengawasan di Taman nasional Komodo dengan menggunakan aplikasi teknologi yang sangat moderen.
Menurut dia, teknologi moderen yang digunakan itu mampu mendeteksi berbagai aktifitas semua kapal pesiar, kapal wisata maupun para wisatawan yang datang berwisata di kawasan Pulau Komodo.
"Teknologi itu nanti juga mampu mendeteksi aktifitas pencurian ikan, rusa dan perusakan kawasan taman nasional komodo semuanya bisa terpantau dengan baik,"tegasnya.
Marius menegaskan, semua aktifitas dalam kawasan Taman Nasional Komodo akan mudah dimonitor dengan menggunakan teknologi yang pertama kali dilakukan di NTT dalam kepemimpinan Gubernur Viktor B Laiskodat.
Menurutnya teknologi digital itu memungkinkan seluruh kawasan terpantau termasuk aktifitas wisatawan saat melakukan menyelam di perairan Komodo sehingga ditargetkan pada 2020 aplikasi teknologi ini akan terpasang di TN Komodo.
"Baru pertama kali di Indonesia teknologi itu digunakan di NTT, Kami akan mengelola TN Komodo secara profesional mengikuti pengelolaan taman-taman nasional dunia seperti taman nasional Galapagos dan Taman Nasional di Afrika yang menerapkan sistem aplikasi teknologi tinggi dalam pengawasannya," ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah NTT juga akan melakukan pembatasan terhadap kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo, sehingga Pulau Komodo menjadi daerah konservasi serta daerah destinasi wisata yang bermutu tinggi.
Baca juga: Diberitakan negatif, Pulau Komodo diyakini tetap magnet bagi turis
Baca juga: Penutupan dibatalkan, operator kembali jual paket wisata Pulau Komodo
Baca juga: Pengamat: Perlu paket wisata bagi berkantong tipis di Taman Komodo
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: