Empat Start-Up Indonesia jajaki pasar Swiss
4 Desember 2019 16:14 WIB
Duta Besar Indonesia untuk Swiss Muliaman D. Hadad (tengah), bersama CEO/Founder start- Ditto Anindito (Botika), Yulian Widodo (Khaira Energy), Angela Oetama (Gradana), serta M. Zhuhriansyah (Svara Inovasi Indonesia) di Bern, Swiss. ANTARA/HO KBRI Bern/am.
London (ANTARA) - Sebanyak empat start-up asal Indonesia yaitu Botika, Khaira Energy, Gradana, dan Svara Inovasi Indonesia menjajaki pasar Swiss untuk mengembangkan usaha dan membangun jejaring sekaligus mencari calon investor di Swiss.
Ditto Anindito (Botika), Yulian Widodo (Khaira Energy), Angela Oetama (Gradana), serta M. Zhuhriansyah (Svara Inovasi Indonesia), yakni CEO dan atau pendiri dari keempat start-up Indonesia itu akan memulai penjajakannya di Swiss hingga 6 Desember mendatang.
Pihak KBRI Bern dalam keterangan yang diterima di London pada Rabu menyebutkan keempat start-up tersebut berhasil lolos seleksi ajang Asia Entrepreneurship Training Program (AETP) yang dipelopori Zurich University of Applied Science di Zürich, Swiss.
AETP merupakan program pertukaran start-up antara Indonesia dengan Swiss yang memungkinkan start-up Indonesia mendapatkan pelatihan teknis dari pihak penyelenggara program, serta mempresentasikan model bisnis start-up kepada perusahaan dan calon investor.
Baca juga: Menkominfo berencana permudah perizinan perusahaan "start up"
Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Muliaman D. Hadad, mengapresiasi upaya kerja sama start-up Indonesia dengan Swiss dan berharap kerja sama tersebut dapat meningkatkan kemampuan Indonesia dalam membangun ekosistem pengembangan start-up nasional.
“Mohon agar kesempatan berada di Swiss ini dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membangun networking dan menambah pengalaman”, ujar Dubes Muliaman.
Selama program itu berlangsung, keempat CEO starrt-up Indonesia itu akan diberikan pembekalan teknis, berinteraksi dengan para pelaku start-up dari asosiasi start-up Swiss, serta bertemu dan berdiskusi dengan calon investor.
Kedepannya strategi Swiss untuk mengembangkan start-up melalui kerja sama antara universitas dengan perusahaan swasta diharapkan dapat dipraktikkan di Indonesia.
Dalam program AETP itu, keempat start-up Indonesia tersebut juga mengikuti kegiatan business matching dengan berbagai pihak yang terkait dengan model bisnis masing-masing.
Baca juga: Produk kecantikan start up Indonesia tembus pasar Uni Eropa
Baca juga: Dua perusahaan rintisan Indonesia unjuk potensi di China
Ditto Anindito (Botika), Yulian Widodo (Khaira Energy), Angela Oetama (Gradana), serta M. Zhuhriansyah (Svara Inovasi Indonesia), yakni CEO dan atau pendiri dari keempat start-up Indonesia itu akan memulai penjajakannya di Swiss hingga 6 Desember mendatang.
Pihak KBRI Bern dalam keterangan yang diterima di London pada Rabu menyebutkan keempat start-up tersebut berhasil lolos seleksi ajang Asia Entrepreneurship Training Program (AETP) yang dipelopori Zurich University of Applied Science di Zürich, Swiss.
AETP merupakan program pertukaran start-up antara Indonesia dengan Swiss yang memungkinkan start-up Indonesia mendapatkan pelatihan teknis dari pihak penyelenggara program, serta mempresentasikan model bisnis start-up kepada perusahaan dan calon investor.
Baca juga: Menkominfo berencana permudah perizinan perusahaan "start up"
Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Muliaman D. Hadad, mengapresiasi upaya kerja sama start-up Indonesia dengan Swiss dan berharap kerja sama tersebut dapat meningkatkan kemampuan Indonesia dalam membangun ekosistem pengembangan start-up nasional.
“Mohon agar kesempatan berada di Swiss ini dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membangun networking dan menambah pengalaman”, ujar Dubes Muliaman.
Selama program itu berlangsung, keempat CEO starrt-up Indonesia itu akan diberikan pembekalan teknis, berinteraksi dengan para pelaku start-up dari asosiasi start-up Swiss, serta bertemu dan berdiskusi dengan calon investor.
Kedepannya strategi Swiss untuk mengembangkan start-up melalui kerja sama antara universitas dengan perusahaan swasta diharapkan dapat dipraktikkan di Indonesia.
Dalam program AETP itu, keempat start-up Indonesia tersebut juga mengikuti kegiatan business matching dengan berbagai pihak yang terkait dengan model bisnis masing-masing.
Baca juga: Produk kecantikan start up Indonesia tembus pasar Uni Eropa
Baca juga: Dua perusahaan rintisan Indonesia unjuk potensi di China
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2019
Tags: