ACT Aceh realisasikan sumur wakaf bagi Nurfaizah, guru ngaji difabel
3 Desember 2019 21:18 WIB
Nurfaizah (keempat kiri) bersama tim ACT Aceh usai meresmikan pembangunan sumur wakaf atas nama Minyeuk Pret di Kampung Weu Siteh, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar, Senin (2/12/2019). ANTARA/HO-ACT Aceh
Langsa, Aceh (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh realisasikan sumur wakaf dari produk lokal industri parfum Minyeuk Pret bagi Nurfaizah (33) seorang guru yang memiliki keterbatasan fisik, tapi mempunyai semangat mengajarkan anak-anak membaca Alquran.
"Semoga keberadaan sumur wakaf ini bisa menambah semangat belajar murid, dan Kak Faizah sendiri terus mengajar dan muridnya semakin bertambah," ucap Staf Program ACT Aceh, Laila Khalidah melalui telepon seluler dari Langsa, Aceh, Selasa.
Ia menyebut, selama ini murid-muridnya menggunakan kamar mandi yang kondisinya sudah kurang kondusif, karena dipakai oleh keluarga dan tidak ada toilet.
Terkadang anak-anak yang sedang belajar Alquran harus pulang ke rumah, apalagi jika ingin buang air besar. Hal tersebut sering mengganggu proses belajar, dan terutama berlangsung pada malam hari.
Baca juga: ACT bangun sumur wakaf di Gunungkidul
Baca juga: ACT bangun 1.400 sumur wakaf untuk atasi kekeringan
"Alhamdulillah, hari Senin (2/12), secara resmi Kak Faizah telah menerima sumur wakaf yang sudah dilengkapi dengan dua toilet, dan tempat berwudlu. ACT Aceh membangunnya tempat di samping rumah Nurfaizah. Proses perancangan hingga 'finishing' pembangunan sumur memakan waktu hampir dua bulan," katanya.
Seperti diketahui, Nurfaizah merupakan penyandang difabel yang telah sekitar 11 tahun mengajarkan anak-anak hingga pandai membaca Al Quran di Kampung (Desa) Weu Siteh, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar.
Nurfaizah mengidap polio sejak lahir pada bagian kedua tangannya. Segala aktivitas tetap dilakukan olehnya secara mandiri, menggunakan kedua kakinya. Sementara sang suami Rahmat (31), juga disabilitas dan cuma bekerja sebagai tukang becak di Banda Aceh dan sekitarnya.
"Kami berharap balai pengajian bernama 'Awwalul Qullub' berkembang mendidik anak-anak menjadi generasi islami di masa depan," tutur Laila.
Baca juga: ACT-Pelindo II hadiahkan sumur wakaf ke Desa Air Itam Palembang
Baca juga: Global Wakaf-ACT buatkan sumur untuk warga di Aceh Timur
Perwakilan Minyeuk Pret, Muda Surmansyah mengharapkan sumur wakaf tersebut dapat dimanfaatkan, dan dijaga dengan sebaik mungkin.
"Sehingga manfaatnya, juga dapat dirasakan dalam jangka panjang," ungkap dia.
Nurfaizah mengaku sangat bersyukur kepada Allah melalui ACT Aceh dan berterim akasih kepada donatur yang mewakafkan hartanya demi terbangunnya sumur wakaf.
"Insya Allah, sumur ini sangat bermanfaat bagi 23 orang anak-anak yang sedang belajar di sini. Proses belajar anak-anak, tentunya makin lancar," ucapnya.
Baca juga: ACT hadirkan sumur wakaf di PinrangBaca juga: ACT bangun sumur wakaf untuk korban gempa Lombok
"Semoga keberadaan sumur wakaf ini bisa menambah semangat belajar murid, dan Kak Faizah sendiri terus mengajar dan muridnya semakin bertambah," ucap Staf Program ACT Aceh, Laila Khalidah melalui telepon seluler dari Langsa, Aceh, Selasa.
Ia menyebut, selama ini murid-muridnya menggunakan kamar mandi yang kondisinya sudah kurang kondusif, karena dipakai oleh keluarga dan tidak ada toilet.
Terkadang anak-anak yang sedang belajar Alquran harus pulang ke rumah, apalagi jika ingin buang air besar. Hal tersebut sering mengganggu proses belajar, dan terutama berlangsung pada malam hari.
Baca juga: ACT bangun sumur wakaf di Gunungkidul
Baca juga: ACT bangun 1.400 sumur wakaf untuk atasi kekeringan
"Alhamdulillah, hari Senin (2/12), secara resmi Kak Faizah telah menerima sumur wakaf yang sudah dilengkapi dengan dua toilet, dan tempat berwudlu. ACT Aceh membangunnya tempat di samping rumah Nurfaizah. Proses perancangan hingga 'finishing' pembangunan sumur memakan waktu hampir dua bulan," katanya.
Seperti diketahui, Nurfaizah merupakan penyandang difabel yang telah sekitar 11 tahun mengajarkan anak-anak hingga pandai membaca Al Quran di Kampung (Desa) Weu Siteh, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar.
Nurfaizah mengidap polio sejak lahir pada bagian kedua tangannya. Segala aktivitas tetap dilakukan olehnya secara mandiri, menggunakan kedua kakinya. Sementara sang suami Rahmat (31), juga disabilitas dan cuma bekerja sebagai tukang becak di Banda Aceh dan sekitarnya.
"Kami berharap balai pengajian bernama 'Awwalul Qullub' berkembang mendidik anak-anak menjadi generasi islami di masa depan," tutur Laila.
Baca juga: ACT-Pelindo II hadiahkan sumur wakaf ke Desa Air Itam Palembang
Baca juga: Global Wakaf-ACT buatkan sumur untuk warga di Aceh Timur
Perwakilan Minyeuk Pret, Muda Surmansyah mengharapkan sumur wakaf tersebut dapat dimanfaatkan, dan dijaga dengan sebaik mungkin.
"Sehingga manfaatnya, juga dapat dirasakan dalam jangka panjang," ungkap dia.
Nurfaizah mengaku sangat bersyukur kepada Allah melalui ACT Aceh dan berterim akasih kepada donatur yang mewakafkan hartanya demi terbangunnya sumur wakaf.
"Insya Allah, sumur ini sangat bermanfaat bagi 23 orang anak-anak yang sedang belajar di sini. Proses belajar anak-anak, tentunya makin lancar," ucapnya.
Baca juga: ACT hadirkan sumur wakaf di PinrangBaca juga: ACT bangun sumur wakaf untuk korban gempa Lombok
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: