Jakarta (ANTARA) - PT Mandiri Sekuritas menilai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan merupakan kunci untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) di Indonesia.

Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan dapat dilakukan dengan memberdayakan prioritas investasi domestik dan asing pada sejumlah sektor strategis.

"Seperti pengembangan sumber daya manusia, pengembangan sektor hilir yang berbasis komoditas, dan revitalisasi sektor manufaktur terutama yang berbasis ekspor sehingga 'middle income trap' dapat dihindari di tahun 2045 nanti," kata Leo dalam keterangan resmi.

Baca juga: Menkeu: Kualitas SDM penentu keluar jebakan pendapatan menengah

Pada 2020, lanjut dia, ekonomi Indonesia relatif masih stabil seiring dengan telah diambilnya berbagai kebijakan moneter oleh pemerintah pada semester kedua tahun ini.

"Dampak kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di semester kedua tahun 2019, serta regulasi fiskal yang berorientasi pada kemudahan investasi akan menjadi dua faktor pendukung yang mendorong pertumbuhan Indonesia di tahun mendatang," katanya.

Leo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 berada di level 5,14 persen ditopang permintaan domestik, terutama investasi, yang akan menjadi pendorong utamanya.

Baca juga: Indonesia berpeluang 80 persen terperangkap pendapatan menengah

"Tingkat inflasi diperkirakan juga akan tetap stabil di bawah empat persen di tahun 2020, meski terdapat potensi penyesuaian harga barang atau jasa yang diatur pemerintah (administered price)," katanya.

Terkait kinerja performa rupiah, Leo mengatakan, hingga November 2019 relatif stabil bahkan sempat menguat hampir tiga persen, menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan kinerja lebih baik dibandingkan negara-negara berkembang lainnya.

"Kami percaya performa tahun 2020, rupiah diproyeksikan mencatatkan performa yang stabil seperti tahun ini. Rupiah yang stabil merupakan refleksi dari kondisi ekonomi yang solid," katanya.

Dengan kondisi makro yang cenderung membaik, lanjut dia, maka akan mampu mendorong masuknya investasi, termasuk asing ke Indonesia.