Orang Indonesia suka belanja Harbolnas via "smartphone"
3 Desember 2019 19:31 WIB
Senior Account Strategist Criteo Asia Tenggara, Taiwan dan Hongkong, McCarl Leonardo memaparkan insight Harbolnas di Jakarta, Selasa (3/12/2019). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)
Jakarta (ANTARA) - Orang Indonesia lebih suka mengakses situs penjualan ritel daring (e-commerce) menggunakan smartphone dibanding perangkat lain pada saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang jatuh setiap 12 Desember, demikian Criterio.
Menurut Senior Account Strategist Criteo Asia Tenggara, Taiwan dan Hongkong, McCarl Leonardo, konsumen yang berbelanja melalui ponsel hampir menyamai, bahkan melebihi online shoppers melalui situs desktop.
"Pada 12.12 atau Harbolnas 2018, penjualan ritel pada situs mobile mencapai 54 persen dari keseluruhan penjualan ritel online bila dibandingkan dengan peningkatan penjualan di situs desktop," kata McCarl di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pola peningkatan pengguna untuk mengakses e-commerce lewat ponsel pintar juga berlaku di dua festival belanja lainnya, yakni 10.10 dan 11.11, dengan persentase masing-masing 55 dan 56 persen.
McCarl menilai, dengan adanya pola atau tren yang mirip ini, bisa mendorong peritel daring untuk mengoptimalkan strategi mereka selama Harbolnas 12.12 mendatang.
Misalnya, dengan memberikan layanan interaktif seperti gim yang mudah ramah pengguna (user friendly), hingga adanya live streaming.
"Dengan peningkatan belanja melalui mobile, diharapkan bagi peritel online untuk mengoptimalkan tren ini melalui strategi belanja online mereka," ujar McCarl.
"Dengan user interface (UI) yang mudah dan memberikan pengalaman belanja unik bagi pelanggan," katanya menambahkan.
Baca juga: Kenapa 12.12 jadi Harbolnas terpopuler di Indonesia?
Baca juga: Criteo: Belanja daring Indonesia bergairah meski ekonomi global melesu
Baca juga: Tips aman belanja online saat Harbolnas
Menurut Senior Account Strategist Criteo Asia Tenggara, Taiwan dan Hongkong, McCarl Leonardo, konsumen yang berbelanja melalui ponsel hampir menyamai, bahkan melebihi online shoppers melalui situs desktop.
"Pada 12.12 atau Harbolnas 2018, penjualan ritel pada situs mobile mencapai 54 persen dari keseluruhan penjualan ritel online bila dibandingkan dengan peningkatan penjualan di situs desktop," kata McCarl di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pola peningkatan pengguna untuk mengakses e-commerce lewat ponsel pintar juga berlaku di dua festival belanja lainnya, yakni 10.10 dan 11.11, dengan persentase masing-masing 55 dan 56 persen.
McCarl menilai, dengan adanya pola atau tren yang mirip ini, bisa mendorong peritel daring untuk mengoptimalkan strategi mereka selama Harbolnas 12.12 mendatang.
Misalnya, dengan memberikan layanan interaktif seperti gim yang mudah ramah pengguna (user friendly), hingga adanya live streaming.
"Dengan peningkatan belanja melalui mobile, diharapkan bagi peritel online untuk mengoptimalkan tren ini melalui strategi belanja online mereka," ujar McCarl.
"Dengan user interface (UI) yang mudah dan memberikan pengalaman belanja unik bagi pelanggan," katanya menambahkan.
Baca juga: Kenapa 12.12 jadi Harbolnas terpopuler di Indonesia?
Baca juga: Criteo: Belanja daring Indonesia bergairah meski ekonomi global melesu
Baca juga: Tips aman belanja online saat Harbolnas
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019
Tags: