Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan masih meneliti kandungan dioksin pada telur dan tahu yang terjadi akibat pembakaran sampah di sejumlah pabrik tahu di Desa Tropodo, Sidoarjo Jawa Timur.

"Kita sudah bentuk dua tim. Pertama khusus mengkaji kandungan dioksin dan kedua terkait sosial ekonomi masyarakat," kata Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Karliansyah di Jakarta, Selasa.

Selain itu, pemerintah juga berencana mencari tahu tentang kondisi kesehatan masyarakat setempat apakah memang betul-betul terdampak akibat dioksin tersebut.

Baca juga: Isu dioksin tidak pengaruhi konsumsi telur di Kota Malang
Baca juga: Tim KLHK temui peneliti telur tercemar dioksin di Sidoarjo


Pemerintah melalui perwakilan KLHK sudah bertemu dengan 20 dari 36 pengusaha tahu di Desa Tropodo Kecamatan Krian, Sidoarjo Jawa Timur dan menyampaikan cara-cara itu tidak ramah lingkungan.

Ia mengatakan berdasarkan diskusi dengan sejumlah pakar, terdapat tiga jalur yang memungkinkan dioksin masuk ke dalam telur ayam. Pertama, bisa masuk apabila kulit atau cangkangnya retak.

Kedua, telur-telur tersebut terlebih dahulu direndam menggunakan air yang mengandung atau terkontaminasi dioksin. Kemudian ketiga yaitu akibat kualitas udara yang buruk.

Baca juga: Wakil rakyat dan Gubernur Jatim makan telur ayam saat sidang paripurna
Baca juga: Pelajar di Blitar diajak tak perlu takut mengonsumsi telur ayam


Setelah penelitian itu dilakukan, maka pemerintah akan menjadikan pengalaman di Desa Tropodo sebagai formasi kebijakan untuk pemulihan daerah lain. Karena, masih banyak daerah yang menggantungkan sisi ekonomi dari limbah sampah.

Senada dengan itu, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Novrizal Tahar mengatakan penelitian terkait dioksin tersebut bekerja sama dengan Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBPT).

"Kita melihat masih ada hal-hal penting yang dilakukan oleh teman-teman dalam riset tersebut sehingga masih bisa dikoreksi misalnya sampel termasuk hewan-hewan yang menjadi objek tersebut," katanya.

Baca juga: Peternak ayam di Blitar tak khawatir isu telur terkontaminasi dioksin
Baca juga: Soal telur tercemar dioksin, KLHK dan pemda Jatim berkoordinasi