Bogor (ANTARA) - Wakil Walikota Bogor Dedie A Rachim menilai insiden patahnya tuas boom crane pada proyek pembangunan jalan tol Bogor Outher Ring Road (BORR) adalah musibah yang merupakan risiko kerja.

"Itu insiden minor. Potensi dan mitigasi kebencanaannya, tentunya sudah dihitung dan dilakukan oleh pengembangnya," kata Dedie A Rachim, di Balai Kota Bogor, Selasa.

Dedie A Rachim mengatakan hal itu, menjawab pertanyaan wartawan perihal adanya insiden patahnya tuas alat penangkat material pada proyek pembangunan jalan tol BORR, yakni boom crane, pada Senin (2/12) malam.

Menurut Dedie, pada saat melakukan pekerjaan proyek, pengembangnya, PT Mitra Sarana Jabar, telah melakukan penutupan jalan. "Itu menunjukkan pengembangnya sudah melakukan antisipasi dan mitigasi kebencanaan. Penutupan jalan itu, dilakukan untuk pencegahan," katanya.

Adanya insiden patahnya tuas boom crane, menurut dia, adalah musibah dari kondisi yang tidak terduga sebelumnya. "Itu musibah yang menjadi takdir pekerjaan proyek itu," katanya.

Baca juga: Jalan Sholeh Iskandar normal kembali

Baca juga: Crane proyek Tol BORR Seksi IIIA patah saat angkat besi

Baca juga: Antisipasi insiden Tol BORR, Kementerian PUPR sidak proyek tol


Menurut Dedie, pengembang proyek jalan tol BORR, PT Mitra Sarana Jabar, sebelumnya sudah menyampaikan laporan ke Pemerintah Kota Bogor, bahwa akan bekerja sebaik mungkin dan akan melakukan antisipasi terhadap semua potensi kecelakaan kerja yang akan terjadi.

Sebelumnya, diberitakan alat pengangkat material, yakni boom crane, pada proyek pembangunan jalan tol BORR, patah dibagian tuasnya ketika memindahkan tabung besi berukuran besar yang beratnya mencapai 5 ton.

Proyek jalan tol BORR yang mengalami indisen, terjadi pada Seksi IIIA, di Jalan Sholeh Iskandar, Kayumanis, Kota Bogor, pada Senin (2/12) malam.

Namun, pengembang dengan cepat mengantisipasinya, yakni melakukan penutupan jalan serta melakukan evakuasi alat berat yang jatuh ke jalan. Pada Selasa siang, kondisi Jalan Sholeh Iskandar sudah pulih kembali.