Solo (ANTARA) - Sejumlah warga disabilitas yang tergabung Self Help Group (SHG) Solo melakukan aksi sosial dengan membagikan ratusan paket makanan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2019, di Jalan Slamet Riyadi Solo, Selasa.

Sejumlah kelompok disabilitas selain membagikan paket makanan kepada masyarakat pengguna jalan di Jalan Slamet Riyadi, tepatnya di pertigaan Stadion Sriwedari Solo, juga sebuah tempat gawai hasil dari kerajinan pada disabilitas tersebut.

Para disabilitas membagikan paket makanan kepada masyarakat dengan tujuan untuk mengubah stigma negatif warga disabilitas bukan hanya meminta-minta, tetapi juga bisa memberi atau berbagi kepada sesama.

Didit (40) salah satu anggota SHG Solo mengatakan kegiatan berbagi kepada sesama tersebut dalam rangkaian peringatan HDI 2019 yang bertepatan jatuh tanggal 3 Desember.

"Kami selain berbagi juga mengubah stigma agar warga masyarakat tahu keluarga disabilitas tidak hanya dinilai negatif meminta-minta saja, tetapi mereka juga bisa memberikan kepada sesama," kata Didit juga seorang perajin bola bulutangkis.

Baca juga: Sepak bola, merebut impian sekaligus penyemangat Candra

Baca juga: Kafe tunanetra hingga klub sepakbola amputasi ramaikan pameran HDI

Baca juga: Disabilitas di Jakarta sayangkan trotoar masih "dikuasai" pedagang


Selain itu, Didit juga melalui kegiatan tersebut penyandang disabilitas tergugah dan tergerak hatinya untuk lebih bersemangat untuk berusaha dan berkarya untuk masyarakat.

"Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekurangan kepada kami, tetapi pasti ada kelebihannya, dan mari digali bersama-sama untuk berkarya yang ditunjukkan kepada masyarakat agar tahu kami mempunyai kualitas sebagai manusia," katanya warga Pringgolayan RT 02 RW 09 Serengan Solo.

Sarmiyati (59) warga disabilitas dari Solo lainnya juga memberikan apresiasi dengan pemerintah sekarang yang memberikan fasilitas bagi disabilitas, sehingga mereka mudah dalam mengurus surat-surat di kantor pemerintahan.

"Zaman saya masih muda, mau apa-apa serba kesulitan karena sejumlah fasilitas umum untuk disabilitas belum ada. Kami sekarang percaya bisa mandiri," kata Sarmiyati yang mengaku sebagai perajin bunga kertas.*

Baca juga: Kemensos gelar Hari Disabilitas Internasional wujudkan inklusi

Baca juga: Penanganan disabilitas bukan karena kasihan tapi pemenuhan hak

Baca juga: Mensos: negara terus berupaya penuhi hak penyandang disabilitas