Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diprediksi melemah dibayangi sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Pada pukul 11.02 WIB, setelah sempat melemah di pagi tadi, rupiah menguat tipis 2 poin atau 0,02 persen menjadi Rp14.123 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.125 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa, mengatakan selain faktor meningkatnya permintaan dolar AS jelang akhir tahun, pasar masih mencermati perkembangan kesepakatan dagang AS-China.
"Isu perang dagang AS-China masih menjadi perhatian utama investor," ujar Lana.
Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin mengumumkan angka inflasi untuk November 2019 tercatat sebesar 0,14 persen (mom) atau 3 persen (yoy). Secara kumulatif dari Januari hingga November, inflasi tercatat sebesar 2,37 persen (ytd).
"Dengan sisa waktu satu bulan hingga akhir tahun, tampaknya tingkat inflasi akan cukup terjaga di bawah tiga persen. Mestinya dengan tingkat inflasi yang rendah ini akan membantu daya beli masyarakat," kata Lana.
Lana memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.120 per dolar AS hingga Rp14.140 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.130 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.122 per dolar AS.
Baca juga: Dolar jatuh, terseret data ekonomi AS yang suram
Baca juga: Yen menguat, dolar diperdagangkan di sekitar garis 109 yen
Baca juga: Harga emas jatuh, investor cerna data ekonomi AS dan China
Rupiah Selasa diprediksi terus melemah, dipicu sentimen perang dagang
3 Desember 2019 11:27 WIB
ILUSTRASI: Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/am.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: