Turki: Kesepakatan rudal Rusia yang baru akan segera terjadi
2 Desember 2019 20:27 WIB
Peluru kendali S-300 (SA-10 Grumble) yang dikabarkan akan dibeli Suriah dari Rusia. Peluru kendali anti pesawat terbang dan pembunuh peluru kendali ini lebih perbawa ketimbang MIM-104 Patriot dari Raytheon, Amerika Serikat. Peluru kendali ini juga yang sangat ditakuti Israel, sahabat Amerika Serikat. (wikipedia)
Moskow (ANTARA) - Administrasi kepresidenan Turki mengatakan bahwa tanggal pembelian untuk sistem rudal S-400 buatan Rusia tambahan hanyalah teknis saja dan menurut dia sebuah kesepakatan akan segera dicapai, menurut laporan Kantor Berita RIA, Senin.
Moskow berharap dapat meneken kesepakatan sistem rudal S-400 lebih banyak ke Turki pada semester pertama tahun depan, kata kepala agen perantara negara Rusia untuk ekspor senjata Rosoboronexport pada November.
Langkah seperti itu dapat memperburuk hubungan antara Turki dan Amerika Serikat, yang mengeluarkan Ankara dari program pesawat tempur siluman F-35, di mana Turki merupakan produsen sekaligus konsumennya. Hal itu dilakukan AS untuk menghukum Turki yang telah membeli senjata berat S-400 awal tahun ini.
"Tanggal pembelian S-400 kedua hanyalah masalah teknis. Saya rasa itu akan segera terjadi," kata RIA, mengutip pejabat keamanan dan urusan luar negeri dalam administrasi kepresidenan Turki.
Direktur Rosoboronexport Alexander Mikheev mengatakan kepada Kantor Berita RIA pada 26 November bahwa Moskow dan Ankara secara intensif membahas Ankara yang sedang membicarakan sebuah opsi dalam kontrak awal untuk menerima lebih banyak sistem S-400, dengan pembicaraan berfokus pada masalah finansial.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rusia akan kirimi Suriah rudal antipesawat canggih S-300
Baca juga: Menlu Iran bahas rudal S-300 dengan Presiden Putin
Moskow berharap dapat meneken kesepakatan sistem rudal S-400 lebih banyak ke Turki pada semester pertama tahun depan, kata kepala agen perantara negara Rusia untuk ekspor senjata Rosoboronexport pada November.
Langkah seperti itu dapat memperburuk hubungan antara Turki dan Amerika Serikat, yang mengeluarkan Ankara dari program pesawat tempur siluman F-35, di mana Turki merupakan produsen sekaligus konsumennya. Hal itu dilakukan AS untuk menghukum Turki yang telah membeli senjata berat S-400 awal tahun ini.
"Tanggal pembelian S-400 kedua hanyalah masalah teknis. Saya rasa itu akan segera terjadi," kata RIA, mengutip pejabat keamanan dan urusan luar negeri dalam administrasi kepresidenan Turki.
Direktur Rosoboronexport Alexander Mikheev mengatakan kepada Kantor Berita RIA pada 26 November bahwa Moskow dan Ankara secara intensif membahas Ankara yang sedang membicarakan sebuah opsi dalam kontrak awal untuk menerima lebih banyak sistem S-400, dengan pembicaraan berfokus pada masalah finansial.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rusia akan kirimi Suriah rudal antipesawat canggih S-300
Baca juga: Menlu Iran bahas rudal S-300 dengan Presiden Putin
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: