Purwakarta (ANTARA) - Beberapa usaha mikro kecil menengah (UMKM) mitra binaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ikut meramaikan perhelatan International Jatiluhur Jazz Festival 2019 di Purwakarta, Jawa Barat yang berlangsung pada 30 November dan 1 Desember 2019.

Mereka membawa sejumlah produk andalan yang jadi perhatian para pengunjung festival jazz di kawasan Waduk Jatiluhur, Purwakarta.

Pemilik usaha yang menggelar pameran di sana bukan cuma mereka yang berasal dari Purwakarta, ada pula yang datang dari Bandung hingga Jakarta.

"Saya bawa jajanan seperti keripik-keripik, kacang, mochi," ujar Siti Halimah yang jadi mitra binaan PT. Pos Indonesia pada ANTARA, Sabtu (30/11).

Sebagai mitra binaan, Siti punya kesempatan untuk memasarkan produknya ke tempat-tempat baru seperti Purwakarta. Pengusaha asal Jakarta itu menuturkan ia kerap mendapat kesempatan untuk mengikuti pameran di berbagai kota yang difasilitasi oleh PT. Pos Indonesia.

Baca juga: Usaha rintisan disarankan perkuat modal sosial bukan "bakar uang"

"Selain itu dapat pinjaman yang bunganya kecil, kalau ada pameran sering diajak seperti ke sini," ujar Siti.

Ia berbagi booth dengan Gunawan asal Bandung yang menggeluti usaha kopi. Gunawan menyediakan ragam kopi robusta yang berasal dari Pangalengan, seperti wine coffee, kopi luwak hingga kopi puntang full wash yang rasa asamnya tak terlalu pekat.

"Cukup ramai yang beli di sini, dari siang sudah banyak yang datang," ujar dia.
UMKM mitra binaan Badan Usaha Milik Negara di International Jatiluhur Jazz Festival 2019 di Purwakarta, Jawa Barat yang berlangsung pada 30 November dan 1 Desember 2019. (ANTARA/Kahfi Kamaru)


Selain PT.Pos Indonesia, hadir pula mitra binaan dari BUMN lain seperti Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Jasa Tirta II, penyelenggara IJFF 2019.

Pengusaha mikro kecil menengah yang digandeng Jasa Tirta II berasal dari Purwakarta dan memasarkan makanan khas sate maranggi dalam kemasan beku agar bisa dinikmati kapan saja.

Ati Rinawati, pemilik Samarina yang merupakan gabungan kata "Sate Maranggi Rina", pertama kali berjualan tahun 2013 di tenda pinggir jalan.

"Setahun habis itu saya ingin coba mengenalkan maranggi ke luar kota, makanya saya jual dalam bentuk beku," ujar Rina.

Menjadi bagian dari mitra binaan Jasa Tirta II memberi keuntungan dalam segi pemasaran, kata Rina.

"Jadi sering diajak pameran," ujar dia, menambahkan sate bekunya sudah melanglang buana hingga ke Jepang, Belanda, Prancis hingga Amerika Serikat.

Baca juga: Kementerian Koperasi akan buat aplikasi pendampingan UMKM online

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika optimistis penyelenggaraan International Jatiluhur Jazz Festival akan berdampak positif untuk perekonomian masyarakat Purwakarta.

"Ketika kunjungan wisatawan tinggi, banyak yang ke Purwakarta, mereka pasti butuh makan, butuh oleh-oleh khas Purrwakarta, itu akan terus mendorong UMKM Purwakarta berkembang," kata Anne pada ANTARA.

Festival jazz pertama di Waduk Jatiluhur diinisiasi oleh Jasa Tirta II dan didukung BUMN serta Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.

Festival yang digelar pada 30 November dan 1 Desember 2019, menghadirkan berbagai penampilan dari musisi lokal dan mancanegara.

Para penampil terdiri dari Dwiki Dharmawan World Peace feat Steve Thornton, Kamal Musallam dan Wizzy, Syaharani & Queenfireworks, Java Jive, Mus Mujiono, Krakatau, 57kustik, Moccondoss 40, Selaawi Ethnic Ensemble, Saratuspersen Band, Ermy Kullit, Indro Hardjodikoro, Marcell, Via Vallen hingga Zaskia Gotik.

Baca juga: Marcell Siahaan "ngabodor" di Jatiluhur Jazz Festival 2019

Baca juga: Dwiki Dharmawan persembahkan lagu baru untuk Jatiluhur

Baca juga: Syaharani "joget tipis-tipis" di tepi bendungan Jatiluhur Jazz 2019