Jakarta (ANTARA) - Kerja sama yang sedang dikembangkan antara Pertamina dengan Saudi Aramco dalam membangun Kilang Cilacap diharapkan ke depannya dapat membantu Republik Indonesia untuk mewujudkan kemandirian energi nasional.

"Program kerja sama jangka panjang Pertamina ini diharapkan bisa mewujudkan cita-cita Indonesia mandiri energi," kata Anggota Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulistio dalam rilis, Sabtu.

Menurut Adisatrya, sekarang ini ketergantungan terhadap produk impor BBM masih sangat tinggi.

Hal itu, ujar dia, karena jumlah kebutuhan konsumsi energi jauh lebih tinggi dari apa yang dihasilkan.

Dengan adanya mega proyek yang dilakukan Pertamina, lanjutnya, ke depannya akan makin banyak kilang yang terbangun secara eksisting dan dibangun dengan teknologi yang lebih canggih dan lebih efisien yang tentu berpengaruh pada kuantitas produksi minyak.

"Pengolahan minyak mentah volumenya bisa lebih ditingkatkan lagi dengan kapasitas yang lebih besar. Dengan demikian hasil produk-produknya pun juga lebih banyak, sehingga bisa mendukung aktifitas perekonomian negara kita. Dengan begitu kita bisa menjadi negara yang lebih mandiri dalam energi," ujar politisi dari Fraksi PDIP itu.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut keputusan terkait valuasi proyek kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco untuk pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jawa Tengah, akan terus didorong agar bisa rampung paling lambat akhir tahun ini.

"Kami upayakan tahun ini kalau bisa sudah ada kesepakatan agreement-nya. Ini sedang kami push (dorong)," kata Erick ditemui di Kemenko Kemaritiman dan Investasi Jakarta, Selasa (29/10).

Ia mendorong agar kesepakatan bisa tercapai karena proyek tersebut telah tertunda hingga lima tahun. Meski terus molor, Erick menyebut saat ini belum ada perubahan strategi sehingga kerja sama akan tetap dilanjutkan dengan perusahaan migas asal Arab Saudi itu.

Erick mengaku saat ini kedua pihak hanya bisa menunggu hasil valuasi. Pertamina dan Saudi Aramco sebelumnya, telah sepakat bersama-sama melibatkan reputable financial advisor sebagai valuator ketiga dalam rangka finalisasi valuasi dan skema kerja sama.

"Sampai Desember kami lihat, sepakat atau tidak. Kalau tidak, kami cari alternatif lain. Bisa mencari alternatif lain, tapi kami usahakan yang sudah disepakati oleh kedua negara," katanya menegaskan kerja sama tetap dengan Aramco.

PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco, perusahaan migas asal Arab Saudi, hingga kini masih membahas valuasi proyek kerja sama pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jateng.

Kerja sama Pertamina dan Saudi Aramco di Cilacap yang digagas sejak 2014 belum berjalan karena terhambat perbedaan valuasi kedua belah pihak. Joint venture development agreement antara Pertamina dan Saudi Aramco telah diperpanjang dari Juni 2019 menjadi September 2019.