Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan terkoreksi dibayangi sentimen eksternal.

Rupiah Jumat sore ditutup melemah 16 poin atau 0,12 di level Rp14.108 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.092 per dolar AS.

"Sentimen dari eksternal hari ini yaitu adanya harapan bahwa Amerika Serikat (AS) dan China memang dalam proses negosiasi gencatan senjata dalam perang tarif mereka dan data ekonomi AS yang kuat," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.

China berikrar akan bertindak tegas setelah persetujuan Presiden AS Donald Trump atas undang-undang yang mendukung pemrotes pro-demokrasi Hong Kong, tetapi belum mengindikasikan apakah mereka akan memiliki kaitan dengan pembicaraan perdagangan.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi AS sedikit meningkat pada kuartal ketiga yang mencapai 2,1 persen, berbeda dengan indikator lain yang menunjukkan perlambatan dalam aktivitas global.

Di sisi lain, bank sentral AS Federal Reserve (Fed) juga menunjukkan prospek optimis di tengah tanda-tanda kekuatan pasar tenaga kerja AS dan kemungkinan perubahan dalam investasi bisnis.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.095 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.095 per dolar AS hingga Rp14.115 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.102 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.099 per dolar AS.

Baca juga: OJK nilai stabilitas jasa keuangan hingga November 2019 terjaga

Baca juga: Sri Mulyani hilangkan sejumlah jabatan eselon III dan IV