Kementerian BUMN - KS bahas usulan penyehatan industri baja nasional
28 November 2019 17:24 WIB
Ilustrasi. Pekerja memeriksa kualitas lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten. (ANTARA Foto/ Asep Fathulrahman)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim menyambangi Kementerian BUMN untuk membahas usulan-usulan kepada kementerian lain dalam rangka menyehatkan industri bahan nasional.
"Topik utama hari ini adalah kaitan dengan regulasi karena bapak Staf khusus Menteri BUMN bidang makro ekonomi Prof Muhammad Ikhsan juga ekonom sehingga bapak Wamen I BUMN Budi Gunadi Sadikin melibatkan beliau memberikan pandangan usulan-usulan yang kita sampaikan kepada kementerian lain," kata Silmy di Jakarta, Kamis.
Silmy mengatakan bahwa Kementerian BUMN nanti akan melihat kemungkinan-kemungkinan apa yang bisa diupayakan bersama-sama kementerian lain dalam menyehatkan industri baja nasional.
Baca juga: Dirut KS sebut konsumsi baja nasional miliki ruang pertumbuhan
"Bapak Ican (panggilan untuk Prof. Muhammad Ikhsan) juga menyampaikan satu usulan yang cukup baik bukan hanya baja tetapi industri secara umum, karena kita tahu bahwa saat ini impor itu luar biasa, mengganti impor itu salah satunya dengan menumbuhkan industri," katanya.
Menurut Direktur Utama Krakatau Steel tersebut, dari sisi permintaan itu tidak ada masalah mengingat Indonesia sebagai negara yang berkembang pesat mencatat kenaikan dalam hal permintaan baja.
Namun yang menjadi masalah, Indonesia juga mencatat impor yang juga tinggi. Ini yang sedang dicari bersama-sama sekaligus juga memberikan solusi bagi industri lain.
Baca juga: KS akan usulkan regulasi ke pemerintah mengenai substitusi impor baja
Sebelumnya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan memberikan usulan regulasi kepada pemerintah dalam rangka industrialisasi substitusi impor baja sehingga industri baja Indonesia sehat dan membaik.
Direktur Utama Krakatau Steel tersebut Silmy Karim mengatakan bahwa penerapan perdagangan bebas (FTA), terutama dengan China pada 2010 telah membuat keberlangsungan industri baja di Indonesia terpuruk.
Ia mengaku hal itu juga telah didiskusikan dengan Kementerian BUMN. Pihaknya berharap pemerintah menerbitkan suatu regulasi yang dapat menyehatkan industri baja nasional.
Baca juga: Datangi kantor Erick, Dirut KS bahas restrukturisasi utang
Baca juga: KS berhasil produksi baja lembar panas 203 ribu ton lebih
"Topik utama hari ini adalah kaitan dengan regulasi karena bapak Staf khusus Menteri BUMN bidang makro ekonomi Prof Muhammad Ikhsan juga ekonom sehingga bapak Wamen I BUMN Budi Gunadi Sadikin melibatkan beliau memberikan pandangan usulan-usulan yang kita sampaikan kepada kementerian lain," kata Silmy di Jakarta, Kamis.
Silmy mengatakan bahwa Kementerian BUMN nanti akan melihat kemungkinan-kemungkinan apa yang bisa diupayakan bersama-sama kementerian lain dalam menyehatkan industri baja nasional.
Baca juga: Dirut KS sebut konsumsi baja nasional miliki ruang pertumbuhan
"Bapak Ican (panggilan untuk Prof. Muhammad Ikhsan) juga menyampaikan satu usulan yang cukup baik bukan hanya baja tetapi industri secara umum, karena kita tahu bahwa saat ini impor itu luar biasa, mengganti impor itu salah satunya dengan menumbuhkan industri," katanya.
Menurut Direktur Utama Krakatau Steel tersebut, dari sisi permintaan itu tidak ada masalah mengingat Indonesia sebagai negara yang berkembang pesat mencatat kenaikan dalam hal permintaan baja.
Namun yang menjadi masalah, Indonesia juga mencatat impor yang juga tinggi. Ini yang sedang dicari bersama-sama sekaligus juga memberikan solusi bagi industri lain.
Baca juga: KS akan usulkan regulasi ke pemerintah mengenai substitusi impor baja
Sebelumnya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan memberikan usulan regulasi kepada pemerintah dalam rangka industrialisasi substitusi impor baja sehingga industri baja Indonesia sehat dan membaik.
Direktur Utama Krakatau Steel tersebut Silmy Karim mengatakan bahwa penerapan perdagangan bebas (FTA), terutama dengan China pada 2010 telah membuat keberlangsungan industri baja di Indonesia terpuruk.
Ia mengaku hal itu juga telah didiskusikan dengan Kementerian BUMN. Pihaknya berharap pemerintah menerbitkan suatu regulasi yang dapat menyehatkan industri baja nasional.
Baca juga: Datangi kantor Erick, Dirut KS bahas restrukturisasi utang
Baca juga: KS berhasil produksi baja lembar panas 203 ribu ton lebih
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2019
Tags: