Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis sore menguat ditengah potensi kembali memanasnya perang dagang Amerika Serikat dan China.

Rupiah ditutup menguat tiga poin atau 0,02 di level Rp14.092 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.095 per dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis, mengatakan, salah satu alasan internal penguatan mata uang adalah rencana penerapan kebijakan amnesti pajak jilid II yang diusulkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Baca juga: Rupiah masih akan melemah hari ini, dibayangi sentimen perang dagang

Namun ia menilai kebijakan tersebut akan bisa berjalan jika didukung oleh berbagai pihak sehingga target pemerintah akan tercapai.

"Informasi ini membuat pelaku pasar kembali percaya terhadap perekonomian dalam negeri sehingga wajar kalau arus modal asing kembali masuk ke pasar valas dan obligasi," ujar Ibrahim.

Dari sisi eksternal, ada kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan AS dan China. Semalam, Presiden AS Donald Trump menandatangani dua rancangan undang-undang yang mendukung para pemrotes Hong Kong menjadi undang-undang, yang berpotensi mempersulit kemajuan pembicaraan perdagangan dengan Beijing.

Baca juga: Rupiah Kamis pagi melemah, kembali tembus Rp14.100

Menanggapi langkah AS, Kementerian Luar Negeri China mengatakan dengan tegas menentang undang-undang tersebut dan mengancam akan mengambil langkah-langkah tegas.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.088 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.088 per dolar AS hingga Rp14.101 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.099 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.096 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah tengah pekan masih terkoreksi

Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah 6 poin