Simpang Empat,- (ANTARA) - Pekarangan Sekolah Dasar Negeri 22 Batang Lingkin Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) diberi portal dan ditanami pohon kelapa sawit oleh oknum masyarakat yang mengaku pemilik lahan sekolah tersebut, Kamis.
Akibatnya aktivitas belajar mengajar di sekolah itu terhenti. Diduga tanah sekolah itu masih menjadi polemik yang belum diselesaikan.
"Benar, aktifitas belajar mengajar di SD itu tidak bisa dilakukan hari ini. Kita segera mencarikan solusinya," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Pasaman Barat, Adrianto di Simpang Empat.
Pihaknya segera menggelar rapat pada Jumat (29/11) dengan unsur terkait. "Kita jadwalkan rapat dengan mengundang tokoh masyarakat, nagari, dan unsur terkait lainnya untuk membicarakan masalah itu," ujarnya.
Baca juga: Motivasi siswa hafal Al Quran, SD di Pasaman Barat berikan "voucher"
Baca juga: SDN di Sampang disegel warga
Ia menyebutkan dari informasi Kepala Sekolah, Siti Aminah tanah sekolah itu sudah dihibahkan oleh pemiliknya, Hatta. "Sekolah ini sudah lama berdiri dan surat hibahnya ada. Tetapi kita heran mengapa halaman sekolah ditanami kelapa sawit," ujarnya.
Menurut informasi di lapangan, pemilik tanah tidak terima dengan janji Pemkab Pasaman Barat untuk mengangkat anaknya menjadi Pegawai Negeri Sipil.
"Luas tanah yang dihibahkan seluas 35 x 20 meter. Kita akan duduk bersama menyelesaikan masalah ini pada Jumat besok," katanya.
Pantauan di lapangan, puluhan batang bibit kelapa dan bibit sawit sudah tertanam di halaman sekolah. Selain itu juga memportal gerbang sekolah dengan sejumlah batu besar.
Ia berharap semua pihak bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik dan siswa dapat belajar seperti biasanya karena dalam waktu dekat siswa akan menghadapi ujian semester sehingga perlu belajar serius.*
SDN 22 Batang Lingkin Pasaman Barat diportal dan ditanami kelapa sawit
28 November 2019 17:18 WIB
SDN 22 Batang Lingkin Pasaman, Pasaman Barat, ditanami kelapa sawit mengakibatkan aktivitas belajar mengajar terhenti, Kamis (28/11/2019).
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: