Jakarta (ANTARA) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkap sejumlah alasan Vietnam lebih dilirik untuk menjadi tujuan relokasi pabrik dari China terkait imbas perang dagang antara China dengan AS.
Direktur Fasilitasi Promosi Daerah BKPM Indra Darmawan di Jakarta, Kamis, mengatakan ada banyak studi mengenai asal usul negara tersebut menjadi bintang di kawasan, termasuk karena upaya mereka membuka ekonominya sejak beberapa tahun lalu.
"Misalnya dengan dibukanya kampus internasional di Vietnam 10 tahun lalu. Sementara kita baru mulai mengundang universitas internasional untuk membuka kampus di sini," katanya.
Indra juga menjelaskan mengapa China lebih memilih Vietnam ketimbang Indonesia untuk merelokasi pabrik mereka. Menurut dia, hal itu juga dikarenakan faktor kesamaan selera dan kedekatan kultur antara kedua negara.
"Jadi China menganggap lebih efektif ke negara tetangga yang lebih dekat dibanding ke negara yang lebih jauh lokasinya (Indonesia) karena harus pindahkan seluruhnya. Karena dekat itu mereka juga lebih mudah dapat suplier dan sebagainya," katanya.
Indra mengatakan isu daya saing juga menjadi faktor lain yang menyebabkan Vietnam lebih unggul dibandingkan Indonesia. Hal itu terlihat dari harga lahan di Vietnam yang jauh lebih murah dibanding dengan Indonesia.
"Di Indonesia harganya di atas 100 dolar AS per meter persegi sementara di Vietnam katanya di bawah angka tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut, Indra mengatakan tidak ada kewajiban konten lokal di Vietnam sehingga banyak investor berduyun-duyun masuk ke negara itu.
"Makanya banyak orang datang ke sana lalu reekspor," imbuhnya.
Baca juga: Bahlil sambut rencana 59 pabrik China relokasi ke Jawa Tengah
Baca juga: Legislator soroti Indonesia kalah bersaing rekrut relokasi pabrik
Baca juga: Dua pabrikan mobil listrik China berminat relokasi ke Indonesia
BKPM ungkap alasan Vietnam lebih dilirik China relokasi pabrik
28 November 2019 16:23 WIB
Direktur Fasilitasi Promosi Regional BKPM Indra Darmawan. (ANTARA/Ade Irma Junida)
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: