Kebocoran pipa minyak Pertamina di Karawang berhasil ditutup
27 November 2019 20:08 WIB
Warga mengumpulkan tumpahan minyak (Oil Spill) yang tercecer di Pesisir Pantai Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/7/2019). Tumpahan minyak tersebut tercecer di sepanjang pantai Sedari hingga pantai Cemarajaya akibat kebocoran pipa proyek eksplorasi minyak milik Pertamina. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/pras.
Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil mengatakan PT Pertamina (Persero) berhasil menutup kebocoran gas dan minyak dari sumur YYA-1 di Kawasan Pantai Cemarajaya, Cibuaya, Karawang, Jawa Barat.
"Saya laporkan juga ada kabar menggembirakan yang di karawang itu sudah tertutup. Dan itu 30 hari lebih cepat dari yang direncanakan," kata Gubernur Emil seusai bertemu dengan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati di Gedung Negara Pakuan Bandung, Rabu.
Gubernur yang akrab disapa Emil ini mengatakan untuk sisa limbah yang dibersihkan akan dikonversi menjadi batako dan Pertamina telah melakukan kewajibannya memberikan ganti rugi terhadap korban terdampak.
Baca juga: Ada tumpukan pasir bercampur minyak mentah di Pantai Sedari Karawang
"Pertamina sudah profesional dari awal dan semua hal yang berhubungan dengan kewajaran penggantian saya kira semuanya sudah dilakukan dengan baik oleh tim Pertamina," kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengaku akan tetap mengawasi proses pembersihan limbah kebocoran minyak di Perairan Karawang.
Nicke mengatakan untuk proses monitoring akan dilakukan hingga dua tahun ke depan.
Baca juga: Akibat air bercampur minyak, tangkapan ikan nelayan sepi
"Jadi kami tetap melakukan monitoring untuk pembebasan atau pembersihan lingkungan yang masih memerlukan waktu kami monitor," kata dia.
Apabila itu masih memerlukan sampai tahun depan, kata dia, maka Pertamina masih melakukan pengawasan sampai satu hingga dua tahun ke depan.
Pihaknya, lanjut Nicke, belum bisa memastikan berapa dana yang sudah dikeluarkan selama proses penanganan kebocoran minyak tersebut dan hingga saat ini aktivitas pembersihan limbah masih dilakukan.
"Kalau soal itu saya harus cari datanya karena ini still on going. Karena prosesnya kami tidak akan lepas begitu saja. Kami harus memastikan dan bekerja sama dengan KLHK dimonitor juga hingga semuanya betul-betul secara lingkungan aman," kata dia.
"Saya laporkan juga ada kabar menggembirakan yang di karawang itu sudah tertutup. Dan itu 30 hari lebih cepat dari yang direncanakan," kata Gubernur Emil seusai bertemu dengan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati di Gedung Negara Pakuan Bandung, Rabu.
Gubernur yang akrab disapa Emil ini mengatakan untuk sisa limbah yang dibersihkan akan dikonversi menjadi batako dan Pertamina telah melakukan kewajibannya memberikan ganti rugi terhadap korban terdampak.
Baca juga: Ada tumpukan pasir bercampur minyak mentah di Pantai Sedari Karawang
"Pertamina sudah profesional dari awal dan semua hal yang berhubungan dengan kewajaran penggantian saya kira semuanya sudah dilakukan dengan baik oleh tim Pertamina," kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengaku akan tetap mengawasi proses pembersihan limbah kebocoran minyak di Perairan Karawang.
Nicke mengatakan untuk proses monitoring akan dilakukan hingga dua tahun ke depan.
Baca juga: Akibat air bercampur minyak, tangkapan ikan nelayan sepi
"Jadi kami tetap melakukan monitoring untuk pembebasan atau pembersihan lingkungan yang masih memerlukan waktu kami monitor," kata dia.
Apabila itu masih memerlukan sampai tahun depan, kata dia, maka Pertamina masih melakukan pengawasan sampai satu hingga dua tahun ke depan.
Pihaknya, lanjut Nicke, belum bisa memastikan berapa dana yang sudah dikeluarkan selama proses penanganan kebocoran minyak tersebut dan hingga saat ini aktivitas pembersihan limbah masih dilakukan.
"Kalau soal itu saya harus cari datanya karena ini still on going. Karena prosesnya kami tidak akan lepas begitu saja. Kami harus memastikan dan bekerja sama dengan KLHK dimonitor juga hingga semuanya betul-betul secara lingkungan aman," kata dia.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: