Jakarta (ANTARA) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menekankan pentingnya kerja sama dengan pengusaha lokal khususnya bagi investasi besar dan strategis.

"Pengusaha lokal memiliki jaringan yang dapat dimanfaatkan oleh para investor sehingga realisasi investasi menjadi lebih mudah dan cepat. Sebaliknya pengusaha lokal juga dapat meningkatkan kapasitasnya dan pada akhirnya akan tercipta situasi win-win yang akan menguntungkan bagi investasi yang dilakukan," kata Direktur Promosi Sektoral BKPM Imam Soejoedi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Kerja sama dengan pengusaha lokal menjadi salah satu fokus BKPM di era kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Lembaga itu menerjemahkan fokus dan prioritas Presiden yang ingin menyasar pengembangan SDM, pengembangan infrastruktur yang berkualitas, mengurangi peraturan yang menghambat, penyederhanaan birokrasi serta transformasi ekonomi dalam enam indikator KPI (Key Performance Indicators).

Baca juga: Bahlil sebut investasi Hyundai ke Indonesia berikan dampak besar

Keenam indikator itu yakni meningkatkan peringkat kemudahan berusaha; eksekusi investasi besar dan strategis; mendorong kemitraan investor asing dengan pengusaha lokal; penyebaran investasi yang berkualitas; dan memperbaiki strategi promosi investasi terfokus pada sektor dan negara; serta meningkatkan investasi domestik khususnya pengusaha kecil dan menengah.

Imam, yang menjadi pembicara dalam Forum Bisnis yang digelar Kementerian Perdagangan di sela kegiatan ASEAN-ROK Commemorative Summit di Busan, juga menyampaikan kembali beberapa hal yang merupakan arahan Presiden Jokowi agar BKPM bisa menjadi pintu utama bagi perusahaan Korea Selatan untuk melakukan investasi di Indonesia, termasuk membantu investor asal negeri ginseng yang mengalami kendala dalam merealisasikan investasinya.

Berdasarkan data BKPM periode Januari 2015-Juni 2019, investasi Korea Selatan yang tersebar di wilayah Jawa sebesar 66 persen, dan di luar Jawa sebesar 34 persen.

Di luar Jawa, investasi Korea Selatan tersebar di wilayah Kalimantan (19,0 persen), wilayah Sumatera (7,0 persen), wilayah Maluku (4,0 persen), dan di wilayah Papua, Sulawesi, serta wilayah Bali dan Nusa Tenggara (4,0 persen) dengan sektor yang mendominasi adalah mesin dan industri elektronik.
Baca juga: BKPM sebut tiga korporasi Korsel siap investasi 8,8 miliar dolar AS