Jakarta (ANTARA) - Industri nasional dituntut meningkatkan budaya inovasi, mutu dan budaya kerja guna menghadapi era industri 4.0 yang menuntut penguatan industri dalam negeri.

CEO Industry & Business Institute of Management (IBIMA) I Made Dana Tangkas, di Jakarta, Rabu, mengatakan selain itu dalam membangun budaya inovasi serta budaya kualitas di perusahaan bukan hanya dari bawah ke atas (bottom up), tetapi dari atas ke bawah (top down).

"Jadi semua yang ada di perusahaan harus inovatif, semua harus berputar," katanya dalam seminar "Membangun Budaya Mutu".

Melalui budaya kualitas dan budaya mutu, lanjutnya, akhirnya dapat membangun industri Indonesia yang berdikari dan sejahtera melalui peningkatan produktivitas dan daya saing.

Baca juga: Rektor UGM: Inovasi kunci menangkan kompetisi Revolusi Industri 4.0

Dalam era digital ini, Made menyatakan industri manufaktur Indonesia harus membangun sistem pusat informasi dan database sehingga dapat meningkatkan kinerja bisnisnya.

"Dari sinilah, akan tercipta budaya mutu yang kokoh, produktif, kualitas, dan profitabilitas. Dan tentu saja ketahanan usaha bisa diwujudkan di era digital dan serba cepat ini," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Founder ESQ Ari Ginanjar A menyatakan ada tiga strategi yang harus dibangun untuk mewujudkan Indonesia mandiri dan sejahtera yakni kepemimpinan, sistem, dan nilai.

Baca juga: Menperin sebut SDM kuasai teknologi topang ekonomi berbasis inovasi

Impian untuk Indonesia adalah Indonesia mandiri dan sejahtera. Dimana misi tersebut yang membangun sebuah lembaga atau organisasi yang memiliki kesadaran akan dua hal yaitu budaya dan mutu.

Dalam mewujudkannya, tambahnya, para pelaku industri harus memiliki dan menjaga nilai-nilai dalam berkarya, seperti nilai kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin.

"Apabila tiga hal tersebut bisa kita satukan maka kita akan berhasil membangun sebuah budaya kualitas dengan daya saing tinggi menuju Indonesia Maju," katanya.

Baca juga: Bonus demografi momentum lahirkan SDM industri berbasis inovasi