Jakarta (ANTARA) - Perusahaan pembuat helikopter asal AS, Bell Textron Inc bersama PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI merayakan pengiriman pesawat ke 70 dalam kerja sama penyediaan pesawat, khususnya tipe helikopter untuk memenuhi kebutuhan militer di Tanah Air.

Direktur Pelaksana Asia Pasifik Bell David Sale dalam acara perayaan di Jakarta, Rabu, mengatakan pengiriman armada ke 70 itu menjadi tonggak penting serta membuktikan hubungan yang erat bagi kedua perusahaan.

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan PTDI dalam memenuhi kebutuhan TNI. Helikopter ke 70 yang kami kirim, yakni seri Bell 412EPI sudah dioperasikan TNI Angkatan Darat dalam berbagai misi selama lebih dari 20 tahun," ungkap David.

VP Business Development and Marketing PTDI Gatot Mulia Pribadi, dalam kesempatan yang sama, mengatakan kerja sama kedua perusahaan telah dimulai pada 1982 guna mendukung kemajuan industri pertahanan nasional.

Meski melakukan pembelian helikopter dari Bell, Gatot menjelaskan sejumlah pekerjaan hingga pembuatan komponen masih dikerjakan PTDI.

"Secara manufacturing, kita buat beberapa part. Karena kita sebagai global supply chain-nya juga. Komponen seperti tail boom, pilon, door assembly itu dibuat di PTDI dan dikirim ke Bell yang kemudian melakukan full assembly," imbuhnya.

Hingga saat ini, PTDI telah mengirimkan 448 pesawat ke pelanggannya baik untuk jenis fixed wing atau rotary wing.

Dari jumlah tersebut, 253 unit diantaranya merupakan jenis helikopter, di mana 63 diantaranya berupa seri Bell 412.

Untuk pengadaan sembilan helikopter pada 2019, sebanyak dua diantaranya telah tiba di fasilitas PTDI di Bandung dan tujuh helikopter lainnya siap dikirimkan oleh Bell.

Kontrak pengadaan sembilan helikopter seri Bell 412EPI, seri teranyar dari varian tersebut, telah dilakukan sejak Desember 2018 untuk pesanan TNI AD senilai 180 juta dolar AS.

Nilai kontrak itu sudah termasuk biaya pengiriman, pelatihan pilot dan mekanik, hingga suku cadang dan persenjataan yang masih dipasok dari luar negeri. Ada pun untuk peluru akan menggunakan produksi Pindad.

"Setelah dikirim, akan dilakukan penyesuaian di PTDI sesuai kebutuhan. Penyesuaian ini sekitar maksimal dua tahun untuk kemudian bisa dikirim ke pelanggan," katanya.

Penyesuaian yang dilakukan PTDI meliputi penanaman radio komunikasi, radar, GPS hingga persenjataan dan ornamen.


Baca juga: PT DI mulai kirimkan helikopter pesanan TNI pertengahan 2020

Baca juga: Pesawat CN-235-220 buatan Indonesia terbangi langit Himalaya

Baca juga: PTDI kirim satu unit Pesawat NC212i pesanan Thailand