Kemenperin apresiasi mesin transaksi elektronik buatan lokal
27 November 2019 12:11 WIB
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih didampingi CEO PT. Tata Sarana Mandiri (TSM) Yovita Bellina Lim meninjau proses produksi mesin Quick Response Electronic Data Capture (QR-EDC) di Bandung, Selasa (26/11/2019). ANTARA/HO Biro Humas Kemenperin/am.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian mengapresiasi peluncuran perdana mesin Quick Response Electronic Data Capture (QR-EDC) yang diproduksi oleh PT Tata Sarana Mandiri (TSM).
Kehadiran mesin QR-EDC buatan lokal ini diharapkan menjadi alat transaksi yang bisa memudahkan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dalam menjalankan usahanya sekaligus meningkatkan daya saingnya.
“Kami sangat menyambut baik terhadap inovasi yang diciptakan PT TSM, sebagai industri pionir produk berteknologi tinggi,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Gati menyampaikan, teknologi itu diharapkan dapat membantu mendigitalisasi sistem transaksi pelaku IKM di Indonesia.
Selanjutnya, memberikan peluang untuk mempermudah proses transaksi bagi para pelaku IKM di daerah wisata maupun yang berada di wilayah sentra-sentra industri kecil.
“Kemudahan bertransaksi akan memberikan dampak yang positif bagi para pelaku IKM kita dalam melakukan penjualan produk-produk yang ditawarkan kepada para konsumen,” ujarnya.
Gati mengungkapkan, mesin QR-EDC produksi TSM telah memperoleh nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen. Hal ini dinilai bisa menjadi bukti dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan produk impor, yang ujungnya guna menekan defisit neraca perdagangan.
Sasaran tersebut, memerlukan langkah sinergi yang berkesinambungan antara pemerintah, industri dan masyarakat agar Indonesia siap menghadapi perkembangan industri 4.0.
“Oleh karena itu, kami ingin mengajak seluruh aspek masyarakat, asosiasi, komunitas, lembaga, dan peran swasta untuk bersama-sama berkolaborasi mendukung Indonesia menuju era industri 4.0 demi masa depan industri Indonesia yang lebih baik sesuai arah peta jalan Making Indonesia 4.0,” papar Gati.
CEO PT TSM Yovita Bellina Lim menyebutkan, beberapa keunggulan solusi mesin pembayaran digital yang diproduksi perusahaannya, antara lain memiliki kode QR dinamis, sifat mobile yang telah didukung kapasitas baterai sebesar 5000 MAh, dan harga yang terjangkau sehingga dapat mendukung pelaku IKM di dalam negeri.
“Selain itu, bobotnya ringan, didukung dengan penggunaan QRIS sesuai dengan standar Bank Indonesia, EMV QR Code (Europay, Mastercard and Visa), dan contactless yang didukung oleh OS TSM sehingga aman untuk digunakan bertransaksi,” tuturnya.
Menurut Yovita, karakter unggul yang dimiliki produk tersebut, diyakininya memiliki target pasar yang cukup luas, mulai dari UMKM, Bank, hingga Lembaga Pemerintah. Bahkan, diharapkan dapat di ekspor.
Yovita juga berharap, di masa depan, mesin QR-EDC tersebut dapat menjadi salah satu kebanggaan bersama sebagai hasil dari kemajuan teknologi Indonesia. “Harapan ini tidaklah angan-angan semata, sebab telah sejalan dengan visi dan misi Bapak Presiden Joko Widodo untuk menumbuhkan inklusi digital dalam menyiapkan pelaku IKM di Indonesia menuju era industri 4.0,” ucapnya.
TSM QR-EDC merupakan mesin EDC pertama di dunia yang memiliki teknologi dual screen yang berguna untuk menampilkan menu aplikasi dan kode QR pembayaran. Selain itu, dengan dual screen, tampilan layar dapat dilihat langsung oleh merchant dan pembeli sehingga aktivitas transaksi akan lebih mudah dan praktis.
Perangkat tersebut juga disertai dengan dua kamera depan untuk memindai kode QR dari pelanggan. Bahkan, TSM menyematkan teknologi mobile berbasis 4G dengan Chipset Snapdragon yang dikembangkan oleh Qualcomm.
QR-EDC buatan TSM ini juga memungkinkan kustomisasi sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga akan memudahkan pelaku usaha maupun masyarakat untuk melakukan transaksi finansial lebih advance dari sebelumnya.
Perangkat ini merupakan hasil rancangan dan pengembangan TSM secara mandiri dengan keterlibatan anak-anak bangsa. TSM juga mengajak perusahaan nasional, yaitu PT Hana Master Jaya yang berdomisili di Bandung sebagai mitra untuk melakukan produksi.
Baca juga: Kemenperin: Regulasi penggunaan produk lokal berdayakan industri
Baca juga: Penggunaan produk dalam negeri tingkatkan pertumbuhan industri
Baca juga: Kemenperin akan ajak asosiasi tingkatkan kualitas kemasan IKM
Kehadiran mesin QR-EDC buatan lokal ini diharapkan menjadi alat transaksi yang bisa memudahkan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dalam menjalankan usahanya sekaligus meningkatkan daya saingnya.
“Kami sangat menyambut baik terhadap inovasi yang diciptakan PT TSM, sebagai industri pionir produk berteknologi tinggi,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Gati menyampaikan, teknologi itu diharapkan dapat membantu mendigitalisasi sistem transaksi pelaku IKM di Indonesia.
Selanjutnya, memberikan peluang untuk mempermudah proses transaksi bagi para pelaku IKM di daerah wisata maupun yang berada di wilayah sentra-sentra industri kecil.
“Kemudahan bertransaksi akan memberikan dampak yang positif bagi para pelaku IKM kita dalam melakukan penjualan produk-produk yang ditawarkan kepada para konsumen,” ujarnya.
Gati mengungkapkan, mesin QR-EDC produksi TSM telah memperoleh nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen. Hal ini dinilai bisa menjadi bukti dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan produk impor, yang ujungnya guna menekan defisit neraca perdagangan.
Sasaran tersebut, memerlukan langkah sinergi yang berkesinambungan antara pemerintah, industri dan masyarakat agar Indonesia siap menghadapi perkembangan industri 4.0.
“Oleh karena itu, kami ingin mengajak seluruh aspek masyarakat, asosiasi, komunitas, lembaga, dan peran swasta untuk bersama-sama berkolaborasi mendukung Indonesia menuju era industri 4.0 demi masa depan industri Indonesia yang lebih baik sesuai arah peta jalan Making Indonesia 4.0,” papar Gati.
CEO PT TSM Yovita Bellina Lim menyebutkan, beberapa keunggulan solusi mesin pembayaran digital yang diproduksi perusahaannya, antara lain memiliki kode QR dinamis, sifat mobile yang telah didukung kapasitas baterai sebesar 5000 MAh, dan harga yang terjangkau sehingga dapat mendukung pelaku IKM di dalam negeri.
“Selain itu, bobotnya ringan, didukung dengan penggunaan QRIS sesuai dengan standar Bank Indonesia, EMV QR Code (Europay, Mastercard and Visa), dan contactless yang didukung oleh OS TSM sehingga aman untuk digunakan bertransaksi,” tuturnya.
Menurut Yovita, karakter unggul yang dimiliki produk tersebut, diyakininya memiliki target pasar yang cukup luas, mulai dari UMKM, Bank, hingga Lembaga Pemerintah. Bahkan, diharapkan dapat di ekspor.
Yovita juga berharap, di masa depan, mesin QR-EDC tersebut dapat menjadi salah satu kebanggaan bersama sebagai hasil dari kemajuan teknologi Indonesia. “Harapan ini tidaklah angan-angan semata, sebab telah sejalan dengan visi dan misi Bapak Presiden Joko Widodo untuk menumbuhkan inklusi digital dalam menyiapkan pelaku IKM di Indonesia menuju era industri 4.0,” ucapnya.
TSM QR-EDC merupakan mesin EDC pertama di dunia yang memiliki teknologi dual screen yang berguna untuk menampilkan menu aplikasi dan kode QR pembayaran. Selain itu, dengan dual screen, tampilan layar dapat dilihat langsung oleh merchant dan pembeli sehingga aktivitas transaksi akan lebih mudah dan praktis.
Perangkat tersebut juga disertai dengan dua kamera depan untuk memindai kode QR dari pelanggan. Bahkan, TSM menyematkan teknologi mobile berbasis 4G dengan Chipset Snapdragon yang dikembangkan oleh Qualcomm.
QR-EDC buatan TSM ini juga memungkinkan kustomisasi sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga akan memudahkan pelaku usaha maupun masyarakat untuk melakukan transaksi finansial lebih advance dari sebelumnya.
Perangkat ini merupakan hasil rancangan dan pengembangan TSM secara mandiri dengan keterlibatan anak-anak bangsa. TSM juga mengajak perusahaan nasional, yaitu PT Hana Master Jaya yang berdomisili di Bandung sebagai mitra untuk melakukan produksi.
Baca juga: Kemenperin: Regulasi penggunaan produk lokal berdayakan industri
Baca juga: Penggunaan produk dalam negeri tingkatkan pertumbuhan industri
Baca juga: Kemenperin akan ajak asosiasi tingkatkan kualitas kemasan IKM
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: