Ketua LP3M Unej legawa diberhentikan dari jabatan
26 November 2019 20:25 WIB
Ketua LP3M Unej Dr Akhmad Taufiq (tiga dari kiri) memaparkan hasil penelitiannya tentang pemetaan 22 persen dari 15.567 mahasiswa Unej yang terpapar radikalisme saat Festival HAM di Kabupaten Jember, jawa Timur, Rabu (20/11/2019) (ANTARA/HO/ LP3M Unej)
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember (Unej) Dr Akhmad Taufiq mengaku legawa diberhentikan dari jabatannya yang diduga terkait pernyataannya yang memaparkan hasil penelitian tentang pemetaan radikalisme di kalangan mahasiswa kampus setempat mencapai 22 persen dari 15.000 lebih mahasiswa Unej.
"Terkait pemberhentian saya sebagai Ketua LP3M Unej, ya tidak apa-apa dan itu sah-sah saja karena pengangkatan atau pemberhentian merupakan kewenangan dari Rektor Unej," katanya saat ditemui di rumahnya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa.
Ia menilai pemberhentian jabatannya merupakan hal yang wajar dan kewenangan tersebut merupakan otoritas dari Rektor Unej, sehingga ia mengaku menerima keputusan itu secara legawa.
Baca juga: Unej bicara terkait ribuan mahasiswanya terpapar radikalisme
"Namun, apabila hasil studi pemetaan tentang radikalisme di kalangan mahasiswa Unej itu dikatakan informasi hoaks, maka saya tidak terima dan akan meresponnya. Itu akan menjadi masalah karena ada perlawanan dari gerakan antiradikalisme di Universitas Jember," ujarnya.
Dosen FKIP Unej itu mengaku sangat menghormati Rektor Unej Moh Hasan atas keputusan itu dan pihaknya tidak dalam rangka melawan, namun lebih mencintai lembaga karena pihaknya sebagai "tukang bersih-bersih" paham radikalisme di Kampus Unej dan tidak punya kepentingan politik apa pun.
"Saya tidak tahu apakah pemberhentian saya sebagai Ketua LP3M Unej terkait dengan pemaparan hasil penelitian tentang radikalisme itu, karena Rektor Unej tidak pernah menyampaikan hal itu," ucapnya.
Baca juga: 22 persen mahasiswa Unej terpapar radikalisme
Sementara Kepala Humas Unej Agung Purwanto mengatakan pemberhentian Dr Akhmad Taufiq sebagai Ketua LP3M Unej hanya masalah dinamika organisasi dan hal tersebut merupakan kewenangan Rektor Unej Moh. Hasan.
"Pernyataan Ketua LP3M Unej yang menyebutkan 22 persen mahasiswa Unej terpapar radikalisme sangat berdampak pada lembaga kampus, sehingga kami perlu menyampaikan penjelasan secara detail tentang hal tersebut dan penanganan yang sudah dilakukan pihak Unej," ujarnya.
Informasi yang dihimpun di lapangan, undangan gladi bersih dan pelantikan/serah terima jabatan Ketua LP3M Unej dijadwalkan pada Selasa pagi, namun acara tersebut ditunda pada Rabu (27/11) karena Rektor Unej sedang berduka, ibunda Rektor Unej meninggal dunia di Malang.
Baca juga: Kemah budaya internasional Unej diikuti peserta 11 negara
"Terkait pemberhentian saya sebagai Ketua LP3M Unej, ya tidak apa-apa dan itu sah-sah saja karena pengangkatan atau pemberhentian merupakan kewenangan dari Rektor Unej," katanya saat ditemui di rumahnya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa.
Ia menilai pemberhentian jabatannya merupakan hal yang wajar dan kewenangan tersebut merupakan otoritas dari Rektor Unej, sehingga ia mengaku menerima keputusan itu secara legawa.
Baca juga: Unej bicara terkait ribuan mahasiswanya terpapar radikalisme
"Namun, apabila hasil studi pemetaan tentang radikalisme di kalangan mahasiswa Unej itu dikatakan informasi hoaks, maka saya tidak terima dan akan meresponnya. Itu akan menjadi masalah karena ada perlawanan dari gerakan antiradikalisme di Universitas Jember," ujarnya.
Dosen FKIP Unej itu mengaku sangat menghormati Rektor Unej Moh Hasan atas keputusan itu dan pihaknya tidak dalam rangka melawan, namun lebih mencintai lembaga karena pihaknya sebagai "tukang bersih-bersih" paham radikalisme di Kampus Unej dan tidak punya kepentingan politik apa pun.
"Saya tidak tahu apakah pemberhentian saya sebagai Ketua LP3M Unej terkait dengan pemaparan hasil penelitian tentang radikalisme itu, karena Rektor Unej tidak pernah menyampaikan hal itu," ucapnya.
Baca juga: 22 persen mahasiswa Unej terpapar radikalisme
Sementara Kepala Humas Unej Agung Purwanto mengatakan pemberhentian Dr Akhmad Taufiq sebagai Ketua LP3M Unej hanya masalah dinamika organisasi dan hal tersebut merupakan kewenangan Rektor Unej Moh. Hasan.
"Pernyataan Ketua LP3M Unej yang menyebutkan 22 persen mahasiswa Unej terpapar radikalisme sangat berdampak pada lembaga kampus, sehingga kami perlu menyampaikan penjelasan secara detail tentang hal tersebut dan penanganan yang sudah dilakukan pihak Unej," ujarnya.
Informasi yang dihimpun di lapangan, undangan gladi bersih dan pelantikan/serah terima jabatan Ketua LP3M Unej dijadwalkan pada Selasa pagi, namun acara tersebut ditunda pada Rabu (27/11) karena Rektor Unej sedang berduka, ibunda Rektor Unej meninggal dunia di Malang.
Baca juga: Kemah budaya internasional Unej diikuti peserta 11 negara
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019
Tags: