RI-Australia beri pelatihan usaha peternakan bagi sarjana
25 November 2019 18:47 WIB
Sarjana Peternakan dari seluruh Indonesia peserta pelatihan program "ISPI-Red Meat and Cattle Partnership Internship Program for Fresh Graduate" di Jakarta, Senin (25/11/2019) (ANTARA/Subagyo)
Jakarta (ANTARA) - Indonesia bersama Australia menggelar program pelatihan kerja dan usaha di sektor peternakan sapi potong bagi para sarjana peternakan yang baru lulus.
Pelatihan yang digelar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) bekerjasama dengan Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector (Partnership) itu diikuti 25 orang sarjana peternakan dari seluruh Indonesia dengan pengalaman kerja maksimal 2 tahun.
Koordinator Program yang bertajuk "ISPI-Red Meat and Cattle Partnership Internship Program for Fresh Graduate" Muhsin Al Anas di Jakarta, Senin mengatakan kegiatan tersebut untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan teknis para sarjana peternakan yang baru lulus sehingga memiliki pemahaman mengenai proses bisnis di industri peternakan.
Baca juga: Jokowi: Industri peternakan berkembang cepat
"Selain mempersiapkan sarjana unggul yang siap kerja di industri peternakan, kerja sama ini diharapkan juga dapat meningkatkan daya saing dan pemikiran inovatif para sarjana dalam menyiapkan sektor peternakan dalam revolusi industri 4.0 di Indonesia," ujarnya.
Kabid IV ISPI Robby Agusta menambahkan, para sarjana yang berasal dari 32 universitas di seluruh Indonesia itu ditempatkan selama tiga bulan di sembilan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembiakan sapi dan sapi potong yang tersebar di Jawa, Sumatera maupun Kalimantan.
Selama tiga bulan menjalani program, diharapkan peserta dapat meningkatkan wawasan dan kepemimpinan yang kuat, pengetahuan manajemen dan kemampuan teknis kegiatan penggemukan (feedlot), handling sapi, produksi pakan, pengolahan limbah, pemotongan ternak, distribusi ternak, dan pengolahan produk ternak.
Sebelum ditempatkan di berbagai perusahaan, peserta mendapatkan pelatihan singkat terlebih dahulu pada 25-27 November 2019 di Jakarta dan Cianjur.
Baca juga: ILDEX Indonesia 2019 dorong pertumbuhan industri peternakan nasional
Sementara itu Agriculture Counsellor Kedutaan Australia Jakarta George Hughes, menyatakan sektor peternakan di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar dan membutuhkan pemikiran-pemikiran segar dari generasi muda Indonesia.
"Program ini tidak hanya akan membekali peserta dengan kemampuan teknis, namun juga akan memperluas jaringan dan wawasan mereka," katanya.
George menambahkan program tersebut merupakan bagian dari program pengembangan keterampilan di sektor daging merah dan sapi yang telah dikembangkan Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia melalui Partnership.
Melalui program pengembangan keterampilan tersebut, Partnership telah melatih hampir 350 orang Indonesia dalam berbagai topik, termasuk pembiakan ternak, pemrosesan, dan pembuatan kebijakan.
Kemitraan Indonesia Australia tentang Ketahanan Pangan di Sektor Daging Merah dan Sapi (Partnership) dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia dan Australia pada 2013 sebagai kerja sama untuk mendukung ketahanan pangan di sektor daging merah dan sapi, serta meningkatkan akses ke rantai pasok global di sektor itu melalui perdagangan dan investasi.
Kemitraan selama 10 tahun akan berlangsung hingga 2023, dengan pendanaan 60 juta dolar Australia dari Pemerintah Australia dan kontribusi tambahan dari mitra lain
Pelatihan yang digelar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) bekerjasama dengan Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector (Partnership) itu diikuti 25 orang sarjana peternakan dari seluruh Indonesia dengan pengalaman kerja maksimal 2 tahun.
Koordinator Program yang bertajuk "ISPI-Red Meat and Cattle Partnership Internship Program for Fresh Graduate" Muhsin Al Anas di Jakarta, Senin mengatakan kegiatan tersebut untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan teknis para sarjana peternakan yang baru lulus sehingga memiliki pemahaman mengenai proses bisnis di industri peternakan.
Baca juga: Jokowi: Industri peternakan berkembang cepat
"Selain mempersiapkan sarjana unggul yang siap kerja di industri peternakan, kerja sama ini diharapkan juga dapat meningkatkan daya saing dan pemikiran inovatif para sarjana dalam menyiapkan sektor peternakan dalam revolusi industri 4.0 di Indonesia," ujarnya.
Kabid IV ISPI Robby Agusta menambahkan, para sarjana yang berasal dari 32 universitas di seluruh Indonesia itu ditempatkan selama tiga bulan di sembilan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembiakan sapi dan sapi potong yang tersebar di Jawa, Sumatera maupun Kalimantan.
Selama tiga bulan menjalani program, diharapkan peserta dapat meningkatkan wawasan dan kepemimpinan yang kuat, pengetahuan manajemen dan kemampuan teknis kegiatan penggemukan (feedlot), handling sapi, produksi pakan, pengolahan limbah, pemotongan ternak, distribusi ternak, dan pengolahan produk ternak.
Sebelum ditempatkan di berbagai perusahaan, peserta mendapatkan pelatihan singkat terlebih dahulu pada 25-27 November 2019 di Jakarta dan Cianjur.
Baca juga: ILDEX Indonesia 2019 dorong pertumbuhan industri peternakan nasional
Sementara itu Agriculture Counsellor Kedutaan Australia Jakarta George Hughes, menyatakan sektor peternakan di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar dan membutuhkan pemikiran-pemikiran segar dari generasi muda Indonesia.
"Program ini tidak hanya akan membekali peserta dengan kemampuan teknis, namun juga akan memperluas jaringan dan wawasan mereka," katanya.
George menambahkan program tersebut merupakan bagian dari program pengembangan keterampilan di sektor daging merah dan sapi yang telah dikembangkan Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia melalui Partnership.
Melalui program pengembangan keterampilan tersebut, Partnership telah melatih hampir 350 orang Indonesia dalam berbagai topik, termasuk pembiakan ternak, pemrosesan, dan pembuatan kebijakan.
Kemitraan Indonesia Australia tentang Ketahanan Pangan di Sektor Daging Merah dan Sapi (Partnership) dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia dan Australia pada 2013 sebagai kerja sama untuk mendukung ketahanan pangan di sektor daging merah dan sapi, serta meningkatkan akses ke rantai pasok global di sektor itu melalui perdagangan dan investasi.
Kemitraan selama 10 tahun akan berlangsung hingga 2023, dengan pendanaan 60 juta dolar Australia dari Pemerintah Australia dan kontribusi tambahan dari mitra lain
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: