Soal pestisida tuntas, Indonesia ingin tingkatkan ekspor nanas ke AS
25 November 2019 14:29 WIB
Ilustrasi: Petani memanen buah nanas di sentra pertanian nanas di Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/aww.)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan ingin membuka pasar ekspor nanas ke Amerika Serikat (AS) setelah selesainya analisis risiko pestisida terhadap produk nanas dalam negeri.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, mengatakan AS merupakan importir nanas terbesar di dunia dengan volume hampir 1 juta ton pada 2018, baik dalam bentuk segar maupun kering.
"Selama ini 86 persen pemasoknya dari Amerika Latin yaitu Costa Rika dengan nilai 700 juta dolar AS. Kami minta akses itu karena ada barangnya (nanasnya) dan identifikasi termasuk asesmen juga sudah clear," katanya.
Kasan menjelaskan asesmen dari Kementerian Pertanian maupun inspeksi dari Departemen Pertanian AS juga sudah rampung.
"Makanya Pak Wamen (Jerry Sambuaga) sampaikan kita ingin akses ini," ujarnya.
Hal itu disampaikan Wamendag Jerry pada pertemuannya dengan Departemen Pertanian AS dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke AS 16-21 November lalu.
Kasan mencatat meski Indonesia jadi salah satu negara tropis yang potensial mengekspor nanas, total ekspor nanas ke negara adi daya itu hanya 5,8 ton saja pada April 2019 lalu.
"Setelah itu tidak ada lagi sampai sekarang karena faktor analisis risiko pestisida. Tapi itu sekarang sudah clear," katanya.
Baca juga: Indonesia sasar ekspor nanas-buah naga ke Tiongkok
Baca juga: PT GGP ekspor buah segar ke 60 negara dunia
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, mengatakan AS merupakan importir nanas terbesar di dunia dengan volume hampir 1 juta ton pada 2018, baik dalam bentuk segar maupun kering.
"Selama ini 86 persen pemasoknya dari Amerika Latin yaitu Costa Rika dengan nilai 700 juta dolar AS. Kami minta akses itu karena ada barangnya (nanasnya) dan identifikasi termasuk asesmen juga sudah clear," katanya.
Kasan menjelaskan asesmen dari Kementerian Pertanian maupun inspeksi dari Departemen Pertanian AS juga sudah rampung.
"Makanya Pak Wamen (Jerry Sambuaga) sampaikan kita ingin akses ini," ujarnya.
Hal itu disampaikan Wamendag Jerry pada pertemuannya dengan Departemen Pertanian AS dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke AS 16-21 November lalu.
Kasan mencatat meski Indonesia jadi salah satu negara tropis yang potensial mengekspor nanas, total ekspor nanas ke negara adi daya itu hanya 5,8 ton saja pada April 2019 lalu.
"Setelah itu tidak ada lagi sampai sekarang karena faktor analisis risiko pestisida. Tapi itu sekarang sudah clear," katanya.
Baca juga: Indonesia sasar ekspor nanas-buah naga ke Tiongkok
Baca juga: PT GGP ekspor buah segar ke 60 negara dunia
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: