doctorSHARE berikan layanan kesehatan kepada 58.859 pasien daerah 3T
23 November 2019 22:04 WIB
Pendiri doctorSHARE dr. Lie Agustinus Dharmawan (kiri) memberikan pemaparan dalam konferensi pers, Jakarta Utara, Sabtu (23/11/2019). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Jakarta (ANTARA) - doctorSHARE atau Yayasan Dokter Peduli memberikan layanan kesehatan secara gratis kepada 58.859 pasien di daerah terpencil, terdepan dan terluar (3T) di Indonesia.
Selama 10 tahun berdiri, doctorSHARE telah melakukan 3.291 operasi mayor, 5.538 operasi minor, 2.464 perawatan gigi, 58.859 pelayanan rawat jalan dan konsultasi, penyuluhan kesehatan kepada 11.856 warga, serta 2.227 USG pemeriksaan kandungan.
"Kami lakukan dengan tindakan nyata seberapa kecil sekalipun partisipasi kami itu adalah bukti kecintaan kami akan bangsa, negara, kemanusiaan dan kebanggaan sekaligus sebagai orang Indonesia," kata Pendiri doctorSHARE dr. Lie Agustinus Dharmawan dalam acara peringatan 10 tahun pelayanan doctorSHARE, di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Pemerintah apresiasi doctorSHARE beri layanan kesehatan ke daerah 3T
Jumlah relawan bidang medis yang terdaftar aktif sekarang hampir 1.500 orang di doctorSHARE, dan ada sekitar 1.700 lagi yang mendaftar yang belum terolah.
dr. Lie menuturkan ada dua alasan utama dirinya membangun doctorSHARE yakni pertama sebagai wujud nyata keimanan. Kedua sebagai bentuk dari nasionalisme dan keinginan untuk membantu pemerintah "Tanpa bertanya apakah yang dapat pemerintah lakukan tapi kami bertanya apa yang dapat kami partisipasikan dalam membantu pemerintah menghadirkan sila kelima Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakat Indonesia," tutur Lie.
Dia menuturkan akses kesehatan merupakan hak dasar untuk seluruh masyarakat dan itu harus dipenuhi terutama bagi masyarakat di daerah 3T yang kesulitan mengakses layanan kesehatan baik karena kondisi geografis maupun keuangan.
Baca juga: Rumah Sakit Terapung doctorSHARE layani masyarakat Tanimbar
Wakil Ketua Pelaksana Harian doctorSHARE Tutuk Utomo Nuradhy mengatakan doctorSHARE melakukan pelayanan kesehatan dengan sistem "jemput bola", yakni tim medis langsung mengunjungi lokasi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan.
"Sebenarnya doctorSHARE ini tergerak untuk melakukan program inovatif yang bisa memberikan inspirasi kepada pengambil keputusan bagaimana kita bisa bersama-sama menyelesaikan isu kesejahteraan di daerah 3T melalui dokter terbang dan rumah sakit apung," tuturnya.
doctorSHARE memiliki beberapa program diantaranya Rumah Sakit Apung (RSA) yang sudah berjumlah tiga unit, Dokter Terbang, Klinik Tuberkulosis, dan Panti Rawat Gizi (PRG). Dalam rangka 10 tahun pelayanan doctorSHARE, RSA Nusa Waluya II hadir di Jakarta dan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk melihat langsung berbagai fasilitasnya.
Baca juga: RS apung "doctorSHARE" gratis layani Indonesia Timur
Baca juga: RS Apung Nusa Waluya II tangani 10 ribu pasien setahun
***3***
Selama 10 tahun berdiri, doctorSHARE telah melakukan 3.291 operasi mayor, 5.538 operasi minor, 2.464 perawatan gigi, 58.859 pelayanan rawat jalan dan konsultasi, penyuluhan kesehatan kepada 11.856 warga, serta 2.227 USG pemeriksaan kandungan.
"Kami lakukan dengan tindakan nyata seberapa kecil sekalipun partisipasi kami itu adalah bukti kecintaan kami akan bangsa, negara, kemanusiaan dan kebanggaan sekaligus sebagai orang Indonesia," kata Pendiri doctorSHARE dr. Lie Agustinus Dharmawan dalam acara peringatan 10 tahun pelayanan doctorSHARE, di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Pemerintah apresiasi doctorSHARE beri layanan kesehatan ke daerah 3T
Jumlah relawan bidang medis yang terdaftar aktif sekarang hampir 1.500 orang di doctorSHARE, dan ada sekitar 1.700 lagi yang mendaftar yang belum terolah.
dr. Lie menuturkan ada dua alasan utama dirinya membangun doctorSHARE yakni pertama sebagai wujud nyata keimanan. Kedua sebagai bentuk dari nasionalisme dan keinginan untuk membantu pemerintah "Tanpa bertanya apakah yang dapat pemerintah lakukan tapi kami bertanya apa yang dapat kami partisipasikan dalam membantu pemerintah menghadirkan sila kelima Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakat Indonesia," tutur Lie.
Dia menuturkan akses kesehatan merupakan hak dasar untuk seluruh masyarakat dan itu harus dipenuhi terutama bagi masyarakat di daerah 3T yang kesulitan mengakses layanan kesehatan baik karena kondisi geografis maupun keuangan.
Baca juga: Rumah Sakit Terapung doctorSHARE layani masyarakat Tanimbar
Wakil Ketua Pelaksana Harian doctorSHARE Tutuk Utomo Nuradhy mengatakan doctorSHARE melakukan pelayanan kesehatan dengan sistem "jemput bola", yakni tim medis langsung mengunjungi lokasi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan.
"Sebenarnya doctorSHARE ini tergerak untuk melakukan program inovatif yang bisa memberikan inspirasi kepada pengambil keputusan bagaimana kita bisa bersama-sama menyelesaikan isu kesejahteraan di daerah 3T melalui dokter terbang dan rumah sakit apung," tuturnya.
doctorSHARE memiliki beberapa program diantaranya Rumah Sakit Apung (RSA) yang sudah berjumlah tiga unit, Dokter Terbang, Klinik Tuberkulosis, dan Panti Rawat Gizi (PRG). Dalam rangka 10 tahun pelayanan doctorSHARE, RSA Nusa Waluya II hadir di Jakarta dan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk melihat langsung berbagai fasilitasnya.
Baca juga: RS apung "doctorSHARE" gratis layani Indonesia Timur
Baca juga: RS Apung Nusa Waluya II tangani 10 ribu pasien setahun
***3***
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: