Dalam keterangan persnya di Makassar, Jumat, ia mengatakan, proyek jaringan yang melintas dari Kima hingga Daya Baru dan dari Tanjung Bunga hingga Bontoala itu sepanjang 27,57 km dan dikerjakan dari pagi hingga malam hari.
Baca juga: PLN kembangkan kapasitas pembangkit EBT di NTT capai 22,72 MW
"Dengan memperhatikan jam kerja para pekerja yang diselenggarakan secara dua shift dalam sehari, percepatan pembangunan ini diharapkan dapat rampung tepat waktu dan juga dapat menghindari dampak kemacetan,” jelasnya.
Pembangunan yang ditarget rampung pada Maret 2020 tersebut terbilang cukup ramah terhadap lalulintas mengingat pengerjaannya yang dilakukan secara paralel pada tiap titik yang terpisah sehingga hanya memakan sedikit ruas jalan.
Baca juga: PLN gandeng Indonesia Power kelolah pembangkit EBT di NTT
Sementara itu, Manager Unit Pelaksana Proyek Pembangkit dan Jaringan Sulawesi Selatan (UPP Kitring Sulsel) Husni Wardhana mmengatakan,,
transmisi bawah tanah Kima – Daya Baru melintasi Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros, Kecamatan Biringkanaya dan Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar dengan lintasan sepanjang 16,47 km.
Baca juga: Gubernur Lampung optimistis desa berlistrik capai 100 persen pada 2020
Sedang untuk Tanjung Bunga – Bontoala melintasi Kecamatan Makassar, Mamajang dan Tamalate Kota Makassar dengan lintasan sepanjang 11,09 km.
Pembangunan dua jaringan transmisi bawah tanah diupayakan guna segera meningkatkan mutu, kapasitas jaringan serta optimalisasi sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan, khususnya Kota Makassar dan sekitarnya.
Terkait pengurusan perizinan pada ruas Jalan Veteran Kota Makassar, akan segera dilaksanakan pertemuan antara PLN, Direktorat Jenderal Binamarga Kementerian PUPR dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.
Oleh karena itu, peran serta dukungan dari masyarakat dan pemerintah setempat sangat diperlukan mengingat jaringan transmisi bawah tanah merupakan salah satu kebutuhan mendesak bagi keandalan listrik Kota Daeng dan sekitarnya.