Menparekraf: Bali perlu masterplan pariwisata berkelanjutan
22 November 2019 22:36 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dan Wakil Menteri Angela Tanoesoedibjo berfoto dengan Gubernur Bali Wayan Koster danWagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Antaranews Bali/DOk Humas Pemprov Bali/2019)
Denpasar (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan Bali memerlukan sebuah masterplan atau rancangan besar untuk keberlanjutan pariwisata ke depan.
"Singapura punya masterplan untuk 90 tahun. Bali harus punya juga, dengan penekanan yang jelas, bukan parsial," kata Wishnutama saat menemui Gubernur Bali Wayan Koster di Rumah Jabatan Gubernur Bali- Jaya Sabha, Denpasar, Jumat.
Menurut dia, meskipun telah ada rencana pengembangan destinasi bertajuk "10 Bali Baru" namun tetap saja perlu waktu untuk menjadi seperti Bali.
"Perlu penataan dan usaha panjang, bisa 10 atau bahkan 20 tahun. Bali sudah punya 'image dan brand', lewat adat dan budayanya, yang membuatnya lebih mudah untuk dikembangkan lagi," ujarnya.
Kemenparekraf, lanjut dia, sangat mendukung pengembangan pariwisata Bali termasuk infrastruktur hingga pendidikan guna menguatkan SDM jasa pariwisata.
"Kami sangat 'support', masih banyak ruang dan kawasan yang bisa dikembangkan di Bali. Seperti di Bali Utara, masih banyak yang potensial. Ini jauh lebih mudah dibandingkan merancang destinasi wisata dari nol di daerah lain," ucapnya.
Menparekraf Wishnutama dalam kesempatan pertemuan itu juga memastikan Bali tetap daya tarik utama pariwisata Indonesia.
Sementara Gubernur Bali Wayan Koster menyambut baik usulan masterplan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang dicanangkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Saya menyambut baik, terlebih Bali sedang ditata kembali, agar makin menarik bagi wisatawan. Baik dari sisi alamnya, infrastruktur maupun layanan wisatanya," katanya.
Koster meyakini pariwisata Bali yang berbasiskan budaya dan kearifan lokal harus didukung pula keamanan dan kenyamanan yang memadai.
"Beruntung, wisatawan tetap datang ke Bali. Hanya jika dibiarkan lama-lama akan stagnan. Untuk itu perlu penanganan lebih serius. Alamnya kini kita bersihkan, infrastruktur, jalan shortcut, dermaga, hingga bandara akan kita selesaikan" ujar Gubernur Koster yang dalam kesempatan tersebut juga didampingi Wagub Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati ( Cok Ace).
Yang tidak kalah penting, SDM-nya pun harus diperkuat. "Bali tidak punya minyak, gas, tambang, dan lainnya. Jadi harus betul-betul dijaga pariwisatanya sebagai tulang punggung utama," ucapnya.
Pertemuan yang sekaligus menjawab pro dan kontra tentang wacana wisata ramah Muslim di Bali itu, dihadiri pula Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo serta tokoh dan praktisi pariwisata Bali.
Baca juga: Tokoh Bali temui Menparekraf tanyakan destinasi ramah muslim
Baca juga: Wishnutama ingin turis yang datang berkualitas dengan "spending" besar
Baca juga: Wishnutama kembangkan pariwisata yang terbuka untuk semua wisatawan
"Singapura punya masterplan untuk 90 tahun. Bali harus punya juga, dengan penekanan yang jelas, bukan parsial," kata Wishnutama saat menemui Gubernur Bali Wayan Koster di Rumah Jabatan Gubernur Bali- Jaya Sabha, Denpasar, Jumat.
Menurut dia, meskipun telah ada rencana pengembangan destinasi bertajuk "10 Bali Baru" namun tetap saja perlu waktu untuk menjadi seperti Bali.
"Perlu penataan dan usaha panjang, bisa 10 atau bahkan 20 tahun. Bali sudah punya 'image dan brand', lewat adat dan budayanya, yang membuatnya lebih mudah untuk dikembangkan lagi," ujarnya.
Kemenparekraf, lanjut dia, sangat mendukung pengembangan pariwisata Bali termasuk infrastruktur hingga pendidikan guna menguatkan SDM jasa pariwisata.
"Kami sangat 'support', masih banyak ruang dan kawasan yang bisa dikembangkan di Bali. Seperti di Bali Utara, masih banyak yang potensial. Ini jauh lebih mudah dibandingkan merancang destinasi wisata dari nol di daerah lain," ucapnya.
Menparekraf Wishnutama dalam kesempatan pertemuan itu juga memastikan Bali tetap daya tarik utama pariwisata Indonesia.
Sementara Gubernur Bali Wayan Koster menyambut baik usulan masterplan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang dicanangkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Saya menyambut baik, terlebih Bali sedang ditata kembali, agar makin menarik bagi wisatawan. Baik dari sisi alamnya, infrastruktur maupun layanan wisatanya," katanya.
Koster meyakini pariwisata Bali yang berbasiskan budaya dan kearifan lokal harus didukung pula keamanan dan kenyamanan yang memadai.
"Beruntung, wisatawan tetap datang ke Bali. Hanya jika dibiarkan lama-lama akan stagnan. Untuk itu perlu penanganan lebih serius. Alamnya kini kita bersihkan, infrastruktur, jalan shortcut, dermaga, hingga bandara akan kita selesaikan" ujar Gubernur Koster yang dalam kesempatan tersebut juga didampingi Wagub Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati ( Cok Ace).
Yang tidak kalah penting, SDM-nya pun harus diperkuat. "Bali tidak punya minyak, gas, tambang, dan lainnya. Jadi harus betul-betul dijaga pariwisatanya sebagai tulang punggung utama," ucapnya.
Pertemuan yang sekaligus menjawab pro dan kontra tentang wacana wisata ramah Muslim di Bali itu, dihadiri pula Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo serta tokoh dan praktisi pariwisata Bali.
Baca juga: Tokoh Bali temui Menparekraf tanyakan destinasi ramah muslim
Baca juga: Wishnutama ingin turis yang datang berkualitas dengan "spending" besar
Baca juga: Wishnutama kembangkan pariwisata yang terbuka untuk semua wisatawan
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: