Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menginginkan sumber daya manusia (SDM) yang dapat mengelola masalah ketenagakerkaan di tempat kerja guna menghadapi revolusi industri 4.0.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas SDM yang mampu mengelola permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia, kata Staf Ahli Menaker Bidang Kerja Sama Internasional Suhartono di dalam siaran pers, Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan hasil data dari asosiasi pengguna jasa internet pada tahun 2018, sekitar 64 persen atau 171 juta orang tersambung Internet, dimana dari jumlah penduduk sekitar 262 juta orang.

Baca juga: Penetapan UMP 2020 di semua provinsi terus dipantau Kemnaker

Di sisi lain, hasil survei Sakernas BPS pada bulan Februari 2019 yang diolah oleh Pusdatin Kemnaker, Suhartono mengungkapkan baru 25,6 persen tenaga kerja Indonesia yang menggunakan teknologi atau digital. Artinya, 74,3 persen pekerja Indonesia masih manual dalam bekerja.

Saya berharap dengan adanya Pendidikan Tinggi Vokasi, yakni Politeknik Ketenagakerjaan, mampu menjawab tantangan tersebut dengan menciptakan SDM unggul bidang Ketenagakerjaan, ujar Suhartono.
Baca juga: Berspektif gender, Menaker Ida diharap atasi masalah PMI perempuan

Suhartono berharap masukan-masukan yang konstruktif dari asosiasi pengusaha, serikat pekerja/buruh dan masyarakat dan perserta semua guna pengembangan kurikulum pelatihan dan pendidikan vokasi di Indonesia

Kita juga berharap politeknik Ketenagakerjaan mampu menghasilkan lulusan terbaik dan seluruh lulusan Politeknik Ketenagakerjaan dapat terserap seluruhnya untuk bekerja di industri, kata Suhartono.

Baca juga: Ida Fauziah: Kemnaker pastikan lapangan pekerjaan tersedia