SDM kreatif Indonesia makin siap hadapi tantangan global
21 November 2019 14:22 WIB
Direktur Politeknik Negeri Media Kreatif Dr Purnomo Ananto M.M. dalam acara Seminar Nasional Mediasi 2019 di Depok, Kamis (21/11/2019) (Istimewa)
Jakarta (ANTARA) - Sumber daya manusia (SDM) yang bergerak di bidang industri kreatif di Indonesia diyakini semakin siap enghadapi tantangan global.
Direktur Politeknik Negeri Media Kreatif Dr Purnomo Ananto M.M. dalam Seminar Nasional Mediasi 2019 di Depok, Jawa Barat, Kamis, mengatakan SDM industri kreatif Indonesia sudah semakin siap menghadapi berbagai macam tantangan global yang semakin cepat.
“Bagi kami sendiri di Polimedia, semua program studi sudah berbasis industri kreatif memang sudah siap lebih dulu karena berbasis industri kreatif, industri yang berbasis pada ide atau gagasan individu untuk bisa menghasilkan produk barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat,” katanya.
Sebagai pencetak SDM unggul di bidang industri kreatif,i a menyatakan fokus pada penciptaan lulusan yang kompeten dan berkualitas melalui 13 program studi yang ditawarkan di Polimedia plus lima program studi di Kampus Polimedia Medan dan Kampus Polimedia Makassar.
“Jadi sudah sangat siap kami dengan sarana dan prasarana yang sangat mendukung untuk menyambut arahan Presiden Jokowi di bidang penyiapan SDM bidang industri kreatif,” katanya.
Pihaknya menerapkan sistem pembelajaran vokasi berjenjang di mana misalnya untuk mahasiswa D3 pada semester tiga diwajibkan mengikuti program orientasi industri dalam waktu singkat.
Baca juga: Kemenperin hidupkan kembali peran koperasi industri kreatif
“Kemudian pada semester 4 mereka magang industri, waktunya lebih lama sekitar 3 bulan. Pada semester 6 atau 8 mereka melakukan praktik industri, jadi pada saat praktik industri ini mahasiswa digembleng agar tahu betul bagaimana dunia kerja,” katanya.
Hal itu mendorong lulusan kampus itu tidak hanya siap magang tetapi siap kerja dengan 87 persen di antaranya terserap industri dan sisanya banyak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pihaknya menggelar Seminar Nasional Media dan Komunikasi (Mediasi) sebagai sebuah seminar yang mempertemukan para mahasiswa pascasarjana, dosen, dan peneliti dalam bidang media dan komunikasi di ranah industri kreatif.
Mediasi diselenggarakan oleh Jurusan Penerbitan, Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), Jakarta, dengan peserta berasal dari berbagai disiplin ilmu
akademik seperti ilmu komunikasi, studi media, studi budaya, ekonomi, dan banyak lainnya.
Mediasi 2019 mengusung tema “Tantangan dan Peluang Media dan Komunikasi dalam Industri Kreatif” dengan tujuan memetakan peluang media dan komunikasi dalam ranah industri kreatif.
Selain itu, seminar ini diharapkan dapat menghasilkan kontribusi nyata dalam transformasi media dan komunikasi saat ini.
Kegiatan seminar diselenggarakan dalam 2 sesi utama, yaitu Sesi Panel yang menghadirkan pembicara utama dan Sesi Paralel yang menghadirkan pemakalah dari berbagai pendekatan multidisiplin dan interdisiplin.
Purnomo menambahkan, seminar itu sebagai instrumen untuk mendiseminasi hasil penelitian.
“Goalnya diharapkan muncul karya yang menjadi produk unggulan yang dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat. Saya berharap dari sekian banyak pemakalah ini ada yang memang betul-betul bisa mengangkat atau menghasilkan produk barang/jasa yang bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Baca juga: Industri animasi Indonesia minim SDM berkualitas
Direktur Politeknik Negeri Media Kreatif Dr Purnomo Ananto M.M. dalam Seminar Nasional Mediasi 2019 di Depok, Jawa Barat, Kamis, mengatakan SDM industri kreatif Indonesia sudah semakin siap menghadapi berbagai macam tantangan global yang semakin cepat.
“Bagi kami sendiri di Polimedia, semua program studi sudah berbasis industri kreatif memang sudah siap lebih dulu karena berbasis industri kreatif, industri yang berbasis pada ide atau gagasan individu untuk bisa menghasilkan produk barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat,” katanya.
Sebagai pencetak SDM unggul di bidang industri kreatif,i a menyatakan fokus pada penciptaan lulusan yang kompeten dan berkualitas melalui 13 program studi yang ditawarkan di Polimedia plus lima program studi di Kampus Polimedia Medan dan Kampus Polimedia Makassar.
“Jadi sudah sangat siap kami dengan sarana dan prasarana yang sangat mendukung untuk menyambut arahan Presiden Jokowi di bidang penyiapan SDM bidang industri kreatif,” katanya.
Pihaknya menerapkan sistem pembelajaran vokasi berjenjang di mana misalnya untuk mahasiswa D3 pada semester tiga diwajibkan mengikuti program orientasi industri dalam waktu singkat.
Baca juga: Kemenperin hidupkan kembali peran koperasi industri kreatif
“Kemudian pada semester 4 mereka magang industri, waktunya lebih lama sekitar 3 bulan. Pada semester 6 atau 8 mereka melakukan praktik industri, jadi pada saat praktik industri ini mahasiswa digembleng agar tahu betul bagaimana dunia kerja,” katanya.
Hal itu mendorong lulusan kampus itu tidak hanya siap magang tetapi siap kerja dengan 87 persen di antaranya terserap industri dan sisanya banyak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pihaknya menggelar Seminar Nasional Media dan Komunikasi (Mediasi) sebagai sebuah seminar yang mempertemukan para mahasiswa pascasarjana, dosen, dan peneliti dalam bidang media dan komunikasi di ranah industri kreatif.
Mediasi diselenggarakan oleh Jurusan Penerbitan, Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), Jakarta, dengan peserta berasal dari berbagai disiplin ilmu
akademik seperti ilmu komunikasi, studi media, studi budaya, ekonomi, dan banyak lainnya.
Mediasi 2019 mengusung tema “Tantangan dan Peluang Media dan Komunikasi dalam Industri Kreatif” dengan tujuan memetakan peluang media dan komunikasi dalam ranah industri kreatif.
Selain itu, seminar ini diharapkan dapat menghasilkan kontribusi nyata dalam transformasi media dan komunikasi saat ini.
Kegiatan seminar diselenggarakan dalam 2 sesi utama, yaitu Sesi Panel yang menghadirkan pembicara utama dan Sesi Paralel yang menghadirkan pemakalah dari berbagai pendekatan multidisiplin dan interdisiplin.
Purnomo menambahkan, seminar itu sebagai instrumen untuk mendiseminasi hasil penelitian.
“Goalnya diharapkan muncul karya yang menjadi produk unggulan yang dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat. Saya berharap dari sekian banyak pemakalah ini ada yang memang betul-betul bisa mengangkat atau menghasilkan produk barang/jasa yang bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Baca juga: Industri animasi Indonesia minim SDM berkualitas
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: