Pekanbaru (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Kontraktor Migas Riau (AKMR) Azwir Effendi menyatakan siap bersinergi dengan PT Pertamina (Persero) mengelola Blok Rokan pada 2021 usai lepas dari PT Chevron Pacific Indonesia.

"Dari segi pengalaman, kontraktor yang menjadi anggota AKMR sudah bekerjasama selama puluhan tahun dengan Chevron. Kami harap dapat melanjutkan kontrak dengan Pertamina sebagai pengelola Blok Rokan," kata Azwir di Pekanbaru, Rabu.

Dia juga berharap Pertamina nantinya tidak membawa "gerbong baru" ke Blok Rokan di Riau namun lebih memprioritaskan kontraktor-kontraktor daerah.

Azwir menegaskan AKMR dapat menjadi tuan rumah yang diandalkan untuk bersinergi dengan Pertamina dan Pemerintah agar tercipta iklim industri migas yang sehat dan produktif.

"Ada 64 kontraktor yang sudah terdaftar di AKMR, 80 persen di antaranuya merupakan kontraktor daerah. Kita berupaya AKMR menjadi benteng, dan kontraktor yang mengelola Blok Rokan seharusnya terdaftar di AKMR. Ini yang coba kita komunikasikan dengan SKK Migas," ucapnya.

Sementara, Wakil Ketua DPRD Riau Asri Auzar mendukung agar kontraktor daerah mempunyai kepastian bekerjasama dengan pengelola Blok Rokan yang baru.

Asri juga mengkritisi sejumlah fasilitas yang ditinggalkan oleh Chevron sudah dalam kondisi tua dan berharap ada perbaikan.

"Pipa minyak dan sejumlah fasilitas dalam kondisi lapuk. Kita minta ini segera dibenahi dari sekarang. Jangan nanti setelah berakhir kontrak baru dimulai. Makanya kita punya harapan besar dengan kontraktor-kontraktor daerah untuk jangan takut, silahkan jalan terus," ujarnya.

Blok Rokan merupakan blok minyak dengan produksi kedua terbesar di Indonesia. Blok seluas 6.264 km persegi ini memiliki 96 lapangan minyak, tiga lapangan di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Lapangan Duri, Minas, dan Bekasap.

Meski masih menjadi penyumbang produksi minyak terbesar kedua di Indonesia, namun produksi Blok Rokan terus turun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, produksi Blok Rokan mencapai 116,5 juta barel, sedangkan pada tahun 2015 hanya 102,5 kuta barel. Pertamina pun ditantang untuk bisa meningkatkan kembali produksi minyak Blok Rokan ketika alih kelola pada 2021.
Baca juga: Pertamina integrasikan Blok Corridor-Rokan-Kilang Dumai

Baca juga: Nilai ekspor minyak mentah Riau anjlok 82,54 persen