Tanah lempung dapat digunakan sebagai disposal limbah radioaktif
20 November 2019 20:19 WIB
Kerajinan Bata Merah di lahan Produktif Petani mencetak batu bata merah dari tanah lempung (liat) di tengah areal persawahan Desa Wonocoyo, Trenggalek, Jawa Timur, Rabu (25/5). Menurut petani, alih fungsi lahan pertanian produktif untuk pembuatan batu bata merah itu bersifat sementara dengan tujuan menurunkan permukaan pematang agar sejajar dengan sawah lain di sekitarnya. Antara jatim/Destyan Sujarwoko/zk/16
Jakarta (ANTARA) - Tanah lempung dapat digunakan sebagai fasilitas disposal limbah radioaktif, kata peneliti bidang Kimia Fisika Batan Prof. Budi Setiawan dalam orasi pengukuhan profesor riset Batan di Jakarta, Selasa.
Disposal limbah radioaktif berfungsi untuk mengisolasi paket limbah radioaktif, sehingga dapat meminimalkan atau mencegah paparan radiasi ke manusia dan lingkungannya.
"Keberadaan mineral dari tanah lempung seperti bentonit, kaolinit dan pasir kuarsa dapat berfungsi sebagai bahan penyerap radionuklida. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai penyegel (bentonit dan kaolinit), atau sebagai sistem drainase (pasir kuarsa)," kata dia.
Budi melakukan penelitian penyerapan limbah radioaktif dengan menggunakan radionuklida Sesium-137. Salah satu parameter penting dalam penyiapan calon lokasi serta desain fasilitas disposal limbah radioaktif adalah berbasis pada nilai koefesien distribusi (Kd) dari bahan pengungkung limbah radioaktif.
Baca juga: BATAN pindahkan reflektor reaktor nuklir gunakan kontainer khusus
Tingginya nilai koefesien distribusi dapat digunakan untuk mengisolasi Sesium-137 agar tidak tersebar ke lingkungan dan dapat mengurangi atau menghilangkan paparan radiasi ke lingkungan.
Dia melakukan uji tanah lempung, bentonit, kaolinit dan pasir kuarsa dari berbagai daerah di Indonesia, hasilnya nilai koefesien distribusi penyerapan radionuklida Sesium-137 bervariasi.
Dari hasil penelitian tersebut, bahan bentonit yang berasal dari Jawa Barat menunjukkan nilai koefesien distribusi yang cukup tinggi, sehingga dapat dipilih sebagai bahan pengungkung untuk mengisolasi dalam fasilitas disposal.
Baca juga: BATAN : limbah radioaktif bisa digunakan kembali
"Tanah lempung dari daerah Karawang dan Sumedang menunjukkan nilai tertinggi bila dibandingkan tanah lempung dari daerah lainnya," kata dia.
Hal itu karena kandungan monmorilonit yang merupakan unsur utama pembentuk struktur bentonit di kawasan tersebut cukup tinggi.
Oleh sebab itu tanah lempung di Karawang dan Sumedang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu calon fasilitas disposal limbah radioaktif jika Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dibangun di Pulau Jawa.
Adanya penelitian ini telah membuka potensi kemungkinan pemanfaatan bahan alam asli Indonesia dalam penyiapan suatu fasilitas disposal limbah radioaktif sesuai kondisi alamiah Indonesia, dengan memperkirakan jumlah dan karakteristik limbah.
Baca juga: BATAN : PNBP pengelolaan limbah radioaktif naik setelah pakai daring
Disposal limbah radioaktif berfungsi untuk mengisolasi paket limbah radioaktif, sehingga dapat meminimalkan atau mencegah paparan radiasi ke manusia dan lingkungannya.
"Keberadaan mineral dari tanah lempung seperti bentonit, kaolinit dan pasir kuarsa dapat berfungsi sebagai bahan penyerap radionuklida. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai penyegel (bentonit dan kaolinit), atau sebagai sistem drainase (pasir kuarsa)," kata dia.
Budi melakukan penelitian penyerapan limbah radioaktif dengan menggunakan radionuklida Sesium-137. Salah satu parameter penting dalam penyiapan calon lokasi serta desain fasilitas disposal limbah radioaktif adalah berbasis pada nilai koefesien distribusi (Kd) dari bahan pengungkung limbah radioaktif.
Baca juga: BATAN pindahkan reflektor reaktor nuklir gunakan kontainer khusus
Tingginya nilai koefesien distribusi dapat digunakan untuk mengisolasi Sesium-137 agar tidak tersebar ke lingkungan dan dapat mengurangi atau menghilangkan paparan radiasi ke lingkungan.
Dia melakukan uji tanah lempung, bentonit, kaolinit dan pasir kuarsa dari berbagai daerah di Indonesia, hasilnya nilai koefesien distribusi penyerapan radionuklida Sesium-137 bervariasi.
Dari hasil penelitian tersebut, bahan bentonit yang berasal dari Jawa Barat menunjukkan nilai koefesien distribusi yang cukup tinggi, sehingga dapat dipilih sebagai bahan pengungkung untuk mengisolasi dalam fasilitas disposal.
Baca juga: BATAN : limbah radioaktif bisa digunakan kembali
"Tanah lempung dari daerah Karawang dan Sumedang menunjukkan nilai tertinggi bila dibandingkan tanah lempung dari daerah lainnya," kata dia.
Hal itu karena kandungan monmorilonit yang merupakan unsur utama pembentuk struktur bentonit di kawasan tersebut cukup tinggi.
Oleh sebab itu tanah lempung di Karawang dan Sumedang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu calon fasilitas disposal limbah radioaktif jika Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dibangun di Pulau Jawa.
Adanya penelitian ini telah membuka potensi kemungkinan pemanfaatan bahan alam asli Indonesia dalam penyiapan suatu fasilitas disposal limbah radioaktif sesuai kondisi alamiah Indonesia, dengan memperkirakan jumlah dan karakteristik limbah.
Baca juga: BATAN : PNBP pengelolaan limbah radioaktif naik setelah pakai daring
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019
Tags: