Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia akan memilih mengetatkan likuiditas untuk meredam inflasi dan menahan pelemahan rupiah. "Sebab secara fundamental, menyelematkan makro ekonomi lebih penting," kata Senior Ekonom Standard Chartered Fauzi Ichsan seusai buka puasa bersama di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, tekanan inflasi dan pelemahan rupiah saat ini cukup kuat. "BI harus menjaga agar rupiah tidak jebol di batas Psikologis Rp9500 per dolar AS," katanya. Bila rupiah menembus Rp9.500 menurut dia akan memberikan tekanan yang kuat bagi perekonomian. "Rupiah bisa terus turun tajam dan investior akan keluar dari Indonesia," katanya. Sementara itu, terkait dengan likuiditas perbankan, menurut dia, saat ini bank-bank masih cukup kuat menghadapi ketatnya likuiditas. "Bank masih punya buffer untuk tiga bulan mendatang," katanya. Sementara itu, ia mengatakan BI sebaiknya menaikan suku bunganya untuk meredam inflasi. "Naik di atas 9,5 persen masih ok, tapi kalau di atas sepulu persen perlu alasan yang kuat," katanya. Ia menambahkan hingga saat ini susah untuk memperkirakan kapan krisi keuangan di AS usai, sehingga perlu menyiapkan antisipasi terhadap dampaknya. (*)