Politik (ANTARA) - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Lamhot Sinaga meyakini tawaran dari Menteri BUMN Erick Thohir untuk menempatkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga S Uno untuk menduduki jabatan di salah satu BUMN adalah merujuk dari sikap negarawan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya yakin sikap negarawan itu yang sedang dijalankan oleh Pak Erick sebagai Menteri BUMN untuk mengajak Basuki Tjahaja Purnama dan Sandiaga Uno memimpin BUMN," kata Lamhot Sinaga, melalui pernyataan tertulisnya, Rabu.
Baca juga: Ahok dan Chandra Hamzah masuk BUMN, ini tanggapan Kadin

Menurut Lamhot, Erick Thohir menyadari bahwa Basuki Tjahaja Purnama dan Sandiaga S Uno adalah orang yang memiliki talenta untuk memimpin BUMN.

"Kontestasi politik sudah selesai, anggota legislatif dan Presiden sudah dilantik dan sudah bekerja. Kini saatnya seluruh elemen bangsa fokus bekerja, untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa," katanya pula.

Anggota Komisi VI DPR RI ini menegaskan, saat ini jangan lagi ada dikotomi, kawan dan lawan, karena semuanya sudah berakhir. "Marilah seluruh elemen bangsa bersatu dan menempatkan figur yang potensial untuk bersama-sama membangun bangsa," katanya lagi.
Baca juga: Fahri Hamzah usul Erick fokus strategi pembenahan BUMN

Lamhot juga mencontohkan, sikap negarawan Presiden Jokowi yang mengakomodasi lawan politiknya pada Pemilu Presiden 2014 dan 2019 Prabowo Subianto, menjadi Menteri Pertahanan pada kabinet di pemerintahannya. "Pemilu presiden telah usai. Pak Jokowi juga sudah mengubur kisah kompetisi yang keras pada Pemilu Presiden 2019," katanya pula.

Sikap negarawan Presiden Jokowi, kata dia lagi, seharusnya menjadi rujukan bagi semua pihak untuk sama-sama menjaga persatuan, dan memberikan kesempatan kepada putra bangsa yang memiliki potensi untuk memimpin.

"Usulan Basuki Tjahaja Purnama dan Sandiaga Uno menjadi pimpinan BUMN memang belum diputuskan, tapi jika nantinya hal itu menjadi keputusan, apakah sebagai direksi atau komisaris BUMN, saya kira harus didukung," katanya lagi.
Baca juga: Erick sebut butuh yang berakhlak, kelola aset BUMN Rp8.200 triliun