Anggota Kongres Bolivia batalkan pemungutan suara mengenai Morales
20 November 2019 09:30 WIB
Seorang pengunjuk rasa ditahan saat bentrok antara pendukung mantan presiden Bolivia Evo Morales dan pasukan keamanan di Cochabamba, Bolivia, Senin (18/11/2019). (REUTERS/MARCO BELLO)
La Paz (ANTARA) - Kongres Bolivia, yang dikuasai para anggota yang setia kepada Evo Morales, mengatakan pada Selasa, pihaknya akan menangguhkan pemungutan suara di lembaga itu yang diperkirakan akan menolak pengunduran diri pemimpin kiri tersebut.
Langkah itu dapat membantu menurunkan ketegangan sementara para pendukung Morales meningkatkan protes-protes di jalan-jalan La Paz dan kota-kota lain. Kekerasan yang meningkat di negara Amerika Selatan itu menyebabkan 20 orang tewas sejak Morales mengundurkan diri di bawah tekanan awal bulan ini.
Pemungutan suara tersebut akan ditangguhkan "untuk menciptakan dan menyumbang bagi lingkungan yang kondusif untuk dialog dan perdamaian," demikian Kongres dalam satu pernyataan. Pertemuan menjelang pemungutan suara, yang semula direncanakan berlangsung pukul 6.30 waktu setempat pada Selasa, telah dijadwal untuk membahas rencana-rencana bagi pemilihan baru dan juga pengunduran diri Morales, yang saat ini berada di Meksiko, tempat dia mencari suaka.
Baca juga: Mantan Presiden Morales minta PBB tengahi krisis Bolivia
Partai Gerakan Morales bagi Sosialisme (MAS) menguasai mayoritas di Kongres dan dapat memberikan suara menolak pengunduran dirinya. Hal tersebut berpotensi menimbulkan klaim yang tidak kondusif atas kepemimpinan negara itu dan menaikkan tekanan atas Presiden sementara Jeanine Anez.
Morales telah menyatakan kudeta oleh kubu sayap kanan terhadap dirinya dan menyiratkan ia dapat kembali ke negaranya dari Meksiko kendati ia telah berkali-kali berjanji tidak akan mencalonkan lagi dalam pemilihan baru yang oleh pemerintahan sementara sedang diusahakan.
Pemimpin yang sudah cukup lama berkuasa itu mengundurkan diri pada 10 November di tengah-tengah tekanan terkait dengan tuduhan kecurangan dalam pemungutan suara setelah audit internasional oleh Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) menemukan kegiatan-kegiatan serius yang bertolak belakang dengan peraturan dalam pemilihan pada 20 Oktober.
Para pendukungnya telah meningkatkan protes-protes menentang Anez, menyerukan dia untuk mundur dan mengimbau Morales kembali. Sebanyak sembilan petani koka tewas pekan lalu dalam bentrokan-bentrokan dengan pasukan keamanan dalam protes-protes pro-Morales.
Sumber: Reuters
Baca juga: PBB ingatkan krisis Bolivia bisa jadi tak terkendali
Baca juga: Korban jiwa dalam kerusuhan di Bolivia jadi 23
Baca juga: Morales mengaku ditawarkan pesawat oleh AS untuk tinggalkan Bolivia
Langkah itu dapat membantu menurunkan ketegangan sementara para pendukung Morales meningkatkan protes-protes di jalan-jalan La Paz dan kota-kota lain. Kekerasan yang meningkat di negara Amerika Selatan itu menyebabkan 20 orang tewas sejak Morales mengundurkan diri di bawah tekanan awal bulan ini.
Pemungutan suara tersebut akan ditangguhkan "untuk menciptakan dan menyumbang bagi lingkungan yang kondusif untuk dialog dan perdamaian," demikian Kongres dalam satu pernyataan. Pertemuan menjelang pemungutan suara, yang semula direncanakan berlangsung pukul 6.30 waktu setempat pada Selasa, telah dijadwal untuk membahas rencana-rencana bagi pemilihan baru dan juga pengunduran diri Morales, yang saat ini berada di Meksiko, tempat dia mencari suaka.
Baca juga: Mantan Presiden Morales minta PBB tengahi krisis Bolivia
Partai Gerakan Morales bagi Sosialisme (MAS) menguasai mayoritas di Kongres dan dapat memberikan suara menolak pengunduran dirinya. Hal tersebut berpotensi menimbulkan klaim yang tidak kondusif atas kepemimpinan negara itu dan menaikkan tekanan atas Presiden sementara Jeanine Anez.
Morales telah menyatakan kudeta oleh kubu sayap kanan terhadap dirinya dan menyiratkan ia dapat kembali ke negaranya dari Meksiko kendati ia telah berkali-kali berjanji tidak akan mencalonkan lagi dalam pemilihan baru yang oleh pemerintahan sementara sedang diusahakan.
Pemimpin yang sudah cukup lama berkuasa itu mengundurkan diri pada 10 November di tengah-tengah tekanan terkait dengan tuduhan kecurangan dalam pemungutan suara setelah audit internasional oleh Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) menemukan kegiatan-kegiatan serius yang bertolak belakang dengan peraturan dalam pemilihan pada 20 Oktober.
Para pendukungnya telah meningkatkan protes-protes menentang Anez, menyerukan dia untuk mundur dan mengimbau Morales kembali. Sebanyak sembilan petani koka tewas pekan lalu dalam bentrokan-bentrokan dengan pasukan keamanan dalam protes-protes pro-Morales.
Sumber: Reuters
Baca juga: PBB ingatkan krisis Bolivia bisa jadi tak terkendali
Baca juga: Korban jiwa dalam kerusuhan di Bolivia jadi 23
Baca juga: Morales mengaku ditawarkan pesawat oleh AS untuk tinggalkan Bolivia
Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019
Tags: