Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan menyiapkan pembangunan terminal logistik di area Stasiun Bekasi untuk mengakomodasi pengiriman barang melalui moda transportasi kereta api.

Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan dengan adanya perpindahan alur perjalanan logistik melalui kereta api, beban kepadatan jalan tol akibat lalu lintas angkutan barang akan berkurang.

"Kemacetan Jabodetabek ini bukan hanya akibat pergerakan orang, tetapi juga barang logistik. Oleh karena itu, kita perlu mengatur perjalanan logistik. Kita ingin ada 'shifting' pindah ke kereta api," kata Bambang Pri saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi di Jakarta, Selasa.

Bambang menjelaskan selama ini pemerintah telah mengendalikan kepadatan angkutan logistik di jalan tol, seperti aturan ganjil-genap, hingga larangan truk melintas pada pagi hari. Meski kebijakan tersebut sudah diterapkan, kepadatan jalan tol Jakarta-Cikampek juga belum terselesaikan.

Baca juga: Menhub: Cari solusi kereta barang tak melintasi kota

Oleh karena itu, BPTJ menyediakan lahan terminal logistik seluas 40 hektare untuk mendukung aktivitas handling (pemindahan) logistik yang terpadu dengan kereta api. Pihaknya memastikan bahwa status lahan tersebut sudah tidak ada masalah, sehingga memudahkan pihak swasta yang ingin berinvestasi.

"Tugas saya meyakinkan pihak provinsi, kabupaten, bahwa tidak ada masalah soal tata ruang, sehingga investor bisa mempercepat pembangunannya," kata Bambang Pri.

Baca juga: Stasiun Bekasi kini layani tiga pemberangkatan KA jarak jauh

Ia menambahkan bahwa sudah ada investor dari dalam negeri yang berminat untuk pembangunan terminal kargo di kawasan Bekasi tersebut.

Selain lewat kereta api, Kemenhub juga sedang menyelesaikan proyek Cikarang Bekasi Laut (CBL) Inland Waterway. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan potensi jalur kanal sungai sebagai alternatif transportasi logistik.

Implementasi CBL Inland Waterway ini diharapkan dapat mengurangi porsi angkutan darat. Dengan begitu, tingkat kepadatan dan kecelakaan di jalan raya, serta kerusakan jalan akibat angkutan barang dapat diminimalisasi.

Proyek CBL ini selain mengurangi biaya logistik, juga akan mengurangi subsidi solar dan berkurangnya polusi udara akibat penggunaan bahan bakar minyak.

Baca juga: Trek KRL akan diperpanjang hingga Cikampek