Peringatan Maulid "Jolloro" dukung kunjungan wisata Rammang-Rammang
19 November 2019 16:41 WIB
Warga menaiki perahu tradisional 'Jolloro' yang berisi telur dan hasil bumi di sungai Pute saat peringatan Maudu Jolloro (Maulid di perahu) di kawasan Pegunungan Karst Rammang-Rammang, Desa Salenrang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (19/11/2019). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/aww/am.
Maros (ANTARA) - Peringatan Maulid "Jolloro" mendukung kunjungan wisata Kawasan pegunungan karst Rammang-Rammang di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
"Peringatan maulid dengan menggunakan perahu khas "Jolloro" ini, patut diapreasi karena dapat mendukung kunjungan destinasi wisata di Rammang-Rammang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros Ferdiansyah di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulsel, Selasa.
Baca juga: Puluhan balita diayun dalam tradisi Baayun Maulid di Barito Utara
Dia mengatakan, tradisi keagamaan ini yang dilakukan warga Rammang-Rammang setiap tahun memiliki nilai kebersamaan dan sosial untuk saling berbagi, termasuk berdoa dan dzikir bersama sebagai wujud kesyukuran pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Hal itu diakui Ketua Kelompok Sadar Wisata atau pengelola kawasan wisata Rammang-Rammang, Darwis.
Baca juga: Bangka Barat rayakan maulid dengan gunting rambut balita
Menurut dia, tradisi maulid "Jolloro" ini dilakukan dengan membawa penganan dan telur hias di atas perahu menyusuri Sungai Puteh ke lokasi doa dan dzikir bersama.
Baca juga: Gubernur Bangka Belitung ikut Nganggung untuk peringati Maulid Nabi
Dia mengatakan, sedikitnya ada 50 perahu yang berpartisipasi membawa telur hias baik yang disusun rapi di batang pisang, maupun di atas ember yang didalamnya terdapat aneka menu makanan. Kondisi ini tentunya menyedot perhatian warga setempat dan juga pengujung dari luar Kabupaten Maros. Salah seorang diantaranya Fitriyani dari Kota Makassar.
Bloger ini mengaku mendapatkan informasi Maulid "Jolloro" dari sosial media, sehingga datang khusus untuk menyaksikan dan mengabadikan momen itu melalui foto dan vlog.
Sementara dampak dari keberadaan destinasi wisata Rammang-Rammang bagi warga setempat, salah seorang pemilik perahu Asmar mengatakan, sangat membantu menyejahterakan warga dengan mendapatkan penghasilan tambahan.
"Alhamdulillah warga di sini ada kemajuan dengan adanya penyewaan perahu bagi pengunjung," katanya.
Penghasilan dari retribusi tiket masuk ke destinasi kawasan pegunungan kapur ini, 25 persen masuk ke kas Bumdes dan sisanya diserahkan ke kelompok sadar wisata untuk memelihara ataupun membangun infrastruktur pendukung objek wisata ini.
"Peringatan maulid dengan menggunakan perahu khas "Jolloro" ini, patut diapreasi karena dapat mendukung kunjungan destinasi wisata di Rammang-Rammang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros Ferdiansyah di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulsel, Selasa.
Baca juga: Puluhan balita diayun dalam tradisi Baayun Maulid di Barito Utara
Dia mengatakan, tradisi keagamaan ini yang dilakukan warga Rammang-Rammang setiap tahun memiliki nilai kebersamaan dan sosial untuk saling berbagi, termasuk berdoa dan dzikir bersama sebagai wujud kesyukuran pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Hal itu diakui Ketua Kelompok Sadar Wisata atau pengelola kawasan wisata Rammang-Rammang, Darwis.
Baca juga: Bangka Barat rayakan maulid dengan gunting rambut balita
Menurut dia, tradisi maulid "Jolloro" ini dilakukan dengan membawa penganan dan telur hias di atas perahu menyusuri Sungai Puteh ke lokasi doa dan dzikir bersama.
Baca juga: Gubernur Bangka Belitung ikut Nganggung untuk peringati Maulid Nabi
Dia mengatakan, sedikitnya ada 50 perahu yang berpartisipasi membawa telur hias baik yang disusun rapi di batang pisang, maupun di atas ember yang didalamnya terdapat aneka menu makanan. Kondisi ini tentunya menyedot perhatian warga setempat dan juga pengujung dari luar Kabupaten Maros. Salah seorang diantaranya Fitriyani dari Kota Makassar.
Bloger ini mengaku mendapatkan informasi Maulid "Jolloro" dari sosial media, sehingga datang khusus untuk menyaksikan dan mengabadikan momen itu melalui foto dan vlog.
Sementara dampak dari keberadaan destinasi wisata Rammang-Rammang bagi warga setempat, salah seorang pemilik perahu Asmar mengatakan, sangat membantu menyejahterakan warga dengan mendapatkan penghasilan tambahan.
"Alhamdulillah warga di sini ada kemajuan dengan adanya penyewaan perahu bagi pengunjung," katanya.
Penghasilan dari retribusi tiket masuk ke destinasi kawasan pegunungan kapur ini, 25 persen masuk ke kas Bumdes dan sisanya diserahkan ke kelompok sadar wisata untuk memelihara ataupun membangun infrastruktur pendukung objek wisata ini.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: