Kadin berharap dubes aktif berikan informasi peluang ekspor
19 November 2019 15:39 WIB
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani (kiri) di sela Rapat Kerja Nasional Kadin di Jakarta, Selasa (19/11/3019). ANTARA/Zubi Mahrofi/pri.
Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengharapkan para duta besar Indonesia berperan aktif memberikan informasi kepada pelaku usaha nasional mengenai peluang yang dapat dijadikan bahan ekspor.
"Kita harapkan para dubes berperan aktif memberikan masukan, karena mereka yang berada di lapangan. Berikan masukan, bagaimana meningkatkan perdagangan," ujar Ketua Kadin Indonesia Rosan Roeslani di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan para dubes juga dapat berperan dalam menciptakan perdagangan yang adil dan resiprokal.
"Misal dengan Amerika Serikat, kita tahu kita tidak bisa produksi katun. Berarti kita bisa beli katun lebih banyak, tapi di satu sisi kita juga minta mereka beli tekstil yang lebih tinggi. Itu yang dimaksud bukan hanya fair trade tetapi juga resiprokal," paparnya.
Baca juga: Ahok dan Chandra Hamzah masuk BUMN, ini tanggapan Kadin
Di sisi lain, lanjut dia, para dubes juga dapat menjadi penghubung antara pelaku usaha nasional dan negara setempat, sehingga memberikan kesempatan produk nasional untuk diekspor.
"Bagaimana pendekatannya, ini yang kami harapkan dari para dubes. Ini (dubes) bisa berfungsi sebagai market intelligence kita juga," katanya.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W Kamdani menambahkan Kadin akan lebih bersinergi dengan pemerintah dalam rangka meningkatkan perdagangan nasional ke negara lain.
"Dengan Kementerian Luar Negeri, kami sudah mengidentifikasi negara-negara yang menjadi sasaran. Misalnya, dengan Amerika Serikat, bagaimana Indonesia bisa mengambil peluang, di sektor apa saja. Ini sudah disampaikan, market intelligence menjadi data kita mengambil peluang," katanya.
Saat ini, lanjut dia, perdagangan Indonesia-Amerika Serikat masih banyak melalui pihak ketiga, baik pedagang dari Jepang maupun Singapura.
"Kita mau langsung. Ada lima sektor prioritas, yaitu tekstil, alas kaki, elektronik, makanan dan minuman, dan furnitur. Ini yang akan jadi prioritas kami yang mana kita juga akan membuka perwakilan kita di Amerika Serikat dan juga buka perwakilan di Indonesia khusus untuk lakukan fasilitas dari segi sourcing," katanya.
Baca juga: Kadin sampaikan sembilan aspek dorong ekspor di tengah perang dagang
Baca juga: Kadin: Pelaku usaha belum manfaatkan FTA karena kurang sosialisasi
"Kita harapkan para dubes berperan aktif memberikan masukan, karena mereka yang berada di lapangan. Berikan masukan, bagaimana meningkatkan perdagangan," ujar Ketua Kadin Indonesia Rosan Roeslani di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan para dubes juga dapat berperan dalam menciptakan perdagangan yang adil dan resiprokal.
"Misal dengan Amerika Serikat, kita tahu kita tidak bisa produksi katun. Berarti kita bisa beli katun lebih banyak, tapi di satu sisi kita juga minta mereka beli tekstil yang lebih tinggi. Itu yang dimaksud bukan hanya fair trade tetapi juga resiprokal," paparnya.
Baca juga: Ahok dan Chandra Hamzah masuk BUMN, ini tanggapan Kadin
Di sisi lain, lanjut dia, para dubes juga dapat menjadi penghubung antara pelaku usaha nasional dan negara setempat, sehingga memberikan kesempatan produk nasional untuk diekspor.
"Bagaimana pendekatannya, ini yang kami harapkan dari para dubes. Ini (dubes) bisa berfungsi sebagai market intelligence kita juga," katanya.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W Kamdani menambahkan Kadin akan lebih bersinergi dengan pemerintah dalam rangka meningkatkan perdagangan nasional ke negara lain.
"Dengan Kementerian Luar Negeri, kami sudah mengidentifikasi negara-negara yang menjadi sasaran. Misalnya, dengan Amerika Serikat, bagaimana Indonesia bisa mengambil peluang, di sektor apa saja. Ini sudah disampaikan, market intelligence menjadi data kita mengambil peluang," katanya.
Saat ini, lanjut dia, perdagangan Indonesia-Amerika Serikat masih banyak melalui pihak ketiga, baik pedagang dari Jepang maupun Singapura.
"Kita mau langsung. Ada lima sektor prioritas, yaitu tekstil, alas kaki, elektronik, makanan dan minuman, dan furnitur. Ini yang akan jadi prioritas kami yang mana kita juga akan membuka perwakilan kita di Amerika Serikat dan juga buka perwakilan di Indonesia khusus untuk lakukan fasilitas dari segi sourcing," katanya.
Baca juga: Kadin sampaikan sembilan aspek dorong ekspor di tengah perang dagang
Baca juga: Kadin: Pelaku usaha belum manfaatkan FTA karena kurang sosialisasi
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: