Warga Sydney didesak agar tetap di rumah saat asap selimuti kota
19 November 2019 15:33 WIB
Asap dari kebakaran hutan dan lahan menyelimuti gedung Sydney Opera House di Sydney, Australia, Selasa (12/11/2019). Pejabat berwenang negara bagian New South Wales (NSW) mengatakan sudah terlambat bagi warganya untuk menyelamatkan diri dan mendesak mereka untuk menemukan tempat perlindungan. (ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Barret/wsj/ FA).
Sydney (ANTARA) - Angin kencang memperparah lebih dari 100 kebakaran yang sedang terjadi di seluruh pantai timur Australia pada Selasa, sehingga asap berbahaya menyelimuti Sydney dan menyulut peringatan kesehatan buat kota paling padat di negeri tersebut.
Australia rentan terhadap kebakaran semak saat musim panas dan kering, tapi kebakaran ganas telah dipicu dini, pada musim semi selatan, oleh kemarau yang berlangsung lama dan temperatur tinggi.
Kebakaran hutan sepanjang bulan ini merenggut sedikitnya empat jiwa, membakar sebanyak 2,5 juta acre (satu juta hektare) lahan dan semak dan menghancurkan lebih dari 300 rumah.
Angin kencang mengobarkan sebanyak 130 kebakaran yang telah melanda Negara Bagian New South Wales dan Queensland selama beberapa hari, dan mendorong asap ke selatan hingga membentuk kabut tebal di Sydney, tempat tinggal sebanyak lima juta orang.
Baca juga: Pesisir timur Australia diamuk kebakaran hutan
Beberapa pejabat mengatakan kualitas udara di beberapa bagian kota pelabuhan tersebut diukur 10 kali tingkat bahaya pada Selasa dan menyarankan warga agar tetap tinggal di dalam rumah selama mungkin sementara asap menyelimuti hingga beberapa hari ke depan.
"Kita tahu bahwa gelombang panas mengakibatkan penyakit parah, membuat orang masuk rumah sakit dan bahkan meninggal, dan orang makin sensitif terhadap gelombang panas pada musim ini," kata Richard Broom, Direktur Kesehatan Lingkungan Hidup di NSW Health di dalam satu pernyataan surel.
"Gabungan panas dan kualitas udara yang buruk menambah resiko," kata Broom, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa.
Di NSW, petugas pemadam bergulat untuk memperkuat garis pertahanan api sebelum temperatur diperkirakan lebih tinggi untuk sebagian besar sisa hari pekan ini.
Baca juga: Australia bersiap menghadapi angin kencang-kilat
"Lebih dari 1.300 petugas pemadam berusaha memadamkan kebakaran ini, melakukan operasi pembakaran terkendali dan memperkuat jalur pengendalian sebelum ramalan mengenai cuaca panas, kering dan berangin, dan tujuh daerah berada dalam larangan total orang menyalakan api," kata NSW Rural Fire Service di dalam satu pernyataan.
Krisis kebakaran semak saat ini telah dikendalikan untuk daerah Negara bagian Queensland dan pantai timur NSW, tapi para pejabat di South Australia pada Selasa memperingatkan bahwa prakiraan temperatur mendekati rekor meningkatkan resiko di negara bagian tersebut.
Biro Meteorologi Australia mengatakan temperatur di Adelaide, Ibu Kota Australia Selatan, dengan temperatur mencapai 42 Deraja Celsius (107,6 Derajat Fahrenheit) pada Rabu, yang ditambah dengan angin kencang akan menciptakan kondisi ancaman kebakaran "bencana".
Sumber: Reuters
Baca juga: 445 petugas gabungan padamkan kebakaran hutan di Gunung Lawu
Baca juga: KLHK: Nilai ganti rugi gugatan karhutla Rp315 triliun
Australia rentan terhadap kebakaran semak saat musim panas dan kering, tapi kebakaran ganas telah dipicu dini, pada musim semi selatan, oleh kemarau yang berlangsung lama dan temperatur tinggi.
Kebakaran hutan sepanjang bulan ini merenggut sedikitnya empat jiwa, membakar sebanyak 2,5 juta acre (satu juta hektare) lahan dan semak dan menghancurkan lebih dari 300 rumah.
Angin kencang mengobarkan sebanyak 130 kebakaran yang telah melanda Negara Bagian New South Wales dan Queensland selama beberapa hari, dan mendorong asap ke selatan hingga membentuk kabut tebal di Sydney, tempat tinggal sebanyak lima juta orang.
Baca juga: Pesisir timur Australia diamuk kebakaran hutan
Beberapa pejabat mengatakan kualitas udara di beberapa bagian kota pelabuhan tersebut diukur 10 kali tingkat bahaya pada Selasa dan menyarankan warga agar tetap tinggal di dalam rumah selama mungkin sementara asap menyelimuti hingga beberapa hari ke depan.
"Kita tahu bahwa gelombang panas mengakibatkan penyakit parah, membuat orang masuk rumah sakit dan bahkan meninggal, dan orang makin sensitif terhadap gelombang panas pada musim ini," kata Richard Broom, Direktur Kesehatan Lingkungan Hidup di NSW Health di dalam satu pernyataan surel.
"Gabungan panas dan kualitas udara yang buruk menambah resiko," kata Broom, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa.
Di NSW, petugas pemadam bergulat untuk memperkuat garis pertahanan api sebelum temperatur diperkirakan lebih tinggi untuk sebagian besar sisa hari pekan ini.
Baca juga: Australia bersiap menghadapi angin kencang-kilat
"Lebih dari 1.300 petugas pemadam berusaha memadamkan kebakaran ini, melakukan operasi pembakaran terkendali dan memperkuat jalur pengendalian sebelum ramalan mengenai cuaca panas, kering dan berangin, dan tujuh daerah berada dalam larangan total orang menyalakan api," kata NSW Rural Fire Service di dalam satu pernyataan.
Krisis kebakaran semak saat ini telah dikendalikan untuk daerah Negara bagian Queensland dan pantai timur NSW, tapi para pejabat di South Australia pada Selasa memperingatkan bahwa prakiraan temperatur mendekati rekor meningkatkan resiko di negara bagian tersebut.
Biro Meteorologi Australia mengatakan temperatur di Adelaide, Ibu Kota Australia Selatan, dengan temperatur mencapai 42 Deraja Celsius (107,6 Derajat Fahrenheit) pada Rabu, yang ditambah dengan angin kencang akan menciptakan kondisi ancaman kebakaran "bencana".
Sumber: Reuters
Baca juga: 445 petugas gabungan padamkan kebakaran hutan di Gunung Lawu
Baca juga: KLHK: Nilai ganti rugi gugatan karhutla Rp315 triliun
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: