BKKBN: Program KB fokus peningkatan kualitas anak
19 November 2019 15:30 WIB
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengunjungi Kampung KB Warbo Distrik Arso Barat Kabupaten Keerom di Provinsi Papua, Selasa. (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Jayapura (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan program Keluarga Berencana (KB) bertujuan agar setiap keluarga merencanakan keluarga dengan fokus pada peningkatan kualitas anak secara khusus dan kualitas keluarga secara umum dan bukan semata-mata bermakna pembatasan jumlah anak.
"Yang paling penting tujuan dari KB ini keluarga itu berencana, dan rencana itu baik. Oleh karena itu, ketika tujuannya berencana baik maka yang paling penting adalah merencanakan kualitas anak itu," kata Hasto dalam kunjungan kerja ke Kampung KB Warbo Distrik Arso Barat Kabupaten Keerom di Provinsi Papua, Selasa.
Kepala BKKBN Hasto menuturkan pihaknya ingin agar setiap keluarga merencanakan dengan tepat untuk masa depan anak mereka salah satunya dengan merencanakan jarak kelahiran antar anak.
Baca juga: BKKBN ingin rebranding KB sebagai keluarga sehat dan sejahtera
Baca juga: Pelayanan KB DAS Kapal Bandong menginspirasikan Dinkes Sekadau
Jika dulu program KB sering dipersepsikan dengan dua anak cukup atau dua anak lebih sehat, namun saat ini ujar Hasto yang menjadi prioritas dalam program Keluarga Berencana adalah kualitas anak dan kesehatan reproduksi. Sehingga calon pasangan suami istri benar-benar memperhatikan kematangan reproduksi saat menikah, dan pasangan suami istri akan benar-benar memperhitungkan jarak kelahiran anak yakni minimal 3 tahun dan maksimal 5 tahun.
"Yang paling utama adalah kualitas anak. Anak jadi bagus. Generasinya adalah generasi emas. Tidak ada stunting. Dan gizinya tinggi," ujarnya.
Ia mengatakan kesiapan pasangan suami istri dalam membangun keluarga menjadi penting termasuk dalam mewujudkan kelahiran anak berkualitas, kecukupan gizi sejak anak dalam kandungan untuk pertumbuhan otak yang optimal, kesehatan reproduksi, kesehatan ibu dan anak serta kesejahteraan keluarga.
Hasto menuturkan jika perempuan umur 20 tahun melakukan hubungan seksual maka akan berisiko kanker serviks. Untuk itu perlu diperhatikan kesehatan reproduksi. Demikian pula, dia menginginkan agar pasangan suami istri menjaga jarak kelahiran anak satu dengan anak lain dengan tidak terlalu dekat di bawah tiga tahun.
Pada kunjungan kerja itu, Hasto juga menyaksikan persiapan untuk pemasangan alat kontrasepsi pada ibu.
Ia mengapresiasi kader-kader di daerah yang terus mengedukasi masyarakatnya tentang keluarga berencana untuk keluarga sehat sejahtera.
Baca juga: 26 ribu penyuluh KB masih dibutuhkan BKKBN
"Yang paling penting tujuan dari KB ini keluarga itu berencana, dan rencana itu baik. Oleh karena itu, ketika tujuannya berencana baik maka yang paling penting adalah merencanakan kualitas anak itu," kata Hasto dalam kunjungan kerja ke Kampung KB Warbo Distrik Arso Barat Kabupaten Keerom di Provinsi Papua, Selasa.
Kepala BKKBN Hasto menuturkan pihaknya ingin agar setiap keluarga merencanakan dengan tepat untuk masa depan anak mereka salah satunya dengan merencanakan jarak kelahiran antar anak.
Baca juga: BKKBN ingin rebranding KB sebagai keluarga sehat dan sejahtera
Baca juga: Pelayanan KB DAS Kapal Bandong menginspirasikan Dinkes Sekadau
Jika dulu program KB sering dipersepsikan dengan dua anak cukup atau dua anak lebih sehat, namun saat ini ujar Hasto yang menjadi prioritas dalam program Keluarga Berencana adalah kualitas anak dan kesehatan reproduksi. Sehingga calon pasangan suami istri benar-benar memperhatikan kematangan reproduksi saat menikah, dan pasangan suami istri akan benar-benar memperhitungkan jarak kelahiran anak yakni minimal 3 tahun dan maksimal 5 tahun.
"Yang paling utama adalah kualitas anak. Anak jadi bagus. Generasinya adalah generasi emas. Tidak ada stunting. Dan gizinya tinggi," ujarnya.
Ia mengatakan kesiapan pasangan suami istri dalam membangun keluarga menjadi penting termasuk dalam mewujudkan kelahiran anak berkualitas, kecukupan gizi sejak anak dalam kandungan untuk pertumbuhan otak yang optimal, kesehatan reproduksi, kesehatan ibu dan anak serta kesejahteraan keluarga.
Hasto menuturkan jika perempuan umur 20 tahun melakukan hubungan seksual maka akan berisiko kanker serviks. Untuk itu perlu diperhatikan kesehatan reproduksi. Demikian pula, dia menginginkan agar pasangan suami istri menjaga jarak kelahiran anak satu dengan anak lain dengan tidak terlalu dekat di bawah tiga tahun.
Pada kunjungan kerja itu, Hasto juga menyaksikan persiapan untuk pemasangan alat kontrasepsi pada ibu.
Ia mengapresiasi kader-kader di daerah yang terus mengedukasi masyarakatnya tentang keluarga berencana untuk keluarga sehat sejahtera.
Baca juga: 26 ribu penyuluh KB masih dibutuhkan BKKBN
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: