Gubernur Lemhannas RI: Radikalisme dan investasi tidak ada hitam putih
18 November 2019 21:02 WIB
Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Purn Agus Widjojo saat memberikan sambutan pada Forum Komunikasi dengan Pemimpin Redaksi Media Massa, di Gedung Lemhannas RI, Jakarta, Selasa (5/11/2019). (Antara Foto/Syaiful Hakim)
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Agus Widjojo mengatakan tidak ada yang hitam dan putih dari radikalisme dan investasi. Ia menilai dua-duanya sama pentingnya untuk diatasi.
“Dua-duanya penting untuk ditreatment dan kita tinjau,” kata Agus dalam rapat dengar pendapat Komisi I DPR RI di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen RI Jakarta, Senin.
Ia mengatakan jika investasi dianggap lebih penting, kita akan menganggap radikalisme itu menimbulkan rasa takut terhadap investasi.
“Maka akan timbul pertanyaan, apa kita sudah melihat dampak radikalisasi pada investasi secara konkret?” kata Agus.
Namun di sisi lain, Pemerintah juga melontarkan isu radikalisme yang harus diwaspadai oleh masyarakat.
“(Radikalisme) itu sangat membahayakan dan itu sangat terlihat ada usaha-usaha untuk menggantikan pancasila,” ujar Agus.
Sedangkan Fadli Zon merasa isu radikalisme yang tengah berhembus justru membuat para investor takut untuk berinvestasi di dalam negeri.
Padahal ia merasa sebetulnya isu tersebut tidak perlu didramatisasi dan tidak seharusnya menjadi besar sebab berlawanan (kontradiksi) dengan cita-cita pemerintah meningkatkan investasi.
Menjawab itu, Gubernur Lemhannas RI mengatakan hendaknya kalimat radikalisasi itu mengecilkan investasi dilihat secara kontekstual dan integratif.
"Memang untuk hal ini tidak untuk melihatnya dalam hitam putih. Radikalisasi saja, atau investasi saja. Kalau radikalisasi itu kemudian mengecilkan investasi, tapi kita lihat secara kontekstual dan secara integratif," kata Agus.
Baca juga: Kepala BNPT-Menko Polhukam bahas upaya mereduksi radikalisme
Baca juga: Tanggapan Kepala BNPT soal radikalisme di BUMN
Baca juga: Akademisi: Perbaiki iklim kehidupan warga untuk cegah radikalisme
“Dua-duanya penting untuk ditreatment dan kita tinjau,” kata Agus dalam rapat dengar pendapat Komisi I DPR RI di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen RI Jakarta, Senin.
Ia mengatakan jika investasi dianggap lebih penting, kita akan menganggap radikalisme itu menimbulkan rasa takut terhadap investasi.
“Maka akan timbul pertanyaan, apa kita sudah melihat dampak radikalisasi pada investasi secara konkret?” kata Agus.
Namun di sisi lain, Pemerintah juga melontarkan isu radikalisme yang harus diwaspadai oleh masyarakat.
“(Radikalisme) itu sangat membahayakan dan itu sangat terlihat ada usaha-usaha untuk menggantikan pancasila,” ujar Agus.
Sedangkan Fadli Zon merasa isu radikalisme yang tengah berhembus justru membuat para investor takut untuk berinvestasi di dalam negeri.
Padahal ia merasa sebetulnya isu tersebut tidak perlu didramatisasi dan tidak seharusnya menjadi besar sebab berlawanan (kontradiksi) dengan cita-cita pemerintah meningkatkan investasi.
Menjawab itu, Gubernur Lemhannas RI mengatakan hendaknya kalimat radikalisasi itu mengecilkan investasi dilihat secara kontekstual dan integratif.
"Memang untuk hal ini tidak untuk melihatnya dalam hitam putih. Radikalisasi saja, atau investasi saja. Kalau radikalisasi itu kemudian mengecilkan investasi, tapi kita lihat secara kontekstual dan secara integratif," kata Agus.
Baca juga: Kepala BNPT-Menko Polhukam bahas upaya mereduksi radikalisme
Baca juga: Tanggapan Kepala BNPT soal radikalisme di BUMN
Baca juga: Akademisi: Perbaiki iklim kehidupan warga untuk cegah radikalisme
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Tags: