Asosiasi optimistis realisasi premi meningkat setelah bunga KUR turun
18 November 2019 20:50 WIB
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody S Dalimunthe di Jakarta, Senin (18/11/2019). ANTARA/Dewa Wiguna.
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) optimistis realisasi premi akan meningkat setelah pemerintah menurunkan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) menjadi enam persen.
"Potensi mendapatkan premi menjadi lebih besar," kata Direktur Eksekutif AAUI Dody S Dalimunthe di Jakarta, Senin.
Menurut dia, turunnya suku bunga KUR akan memperluas cakupan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memperoleh pembiayaan bagi pengembangan usaha.
Dengan begitu, realisasi premi juga berpotensi meningkat karena kredit yang dikucurkan KUR akan dijamin oleh perusahaan asuransi umum.
Meski begitu, Dody menjelaskan tarif premi asuransi tidak memiliki kaitan dengan suku bunga KUR karena tarif premi asuransi berdasarkan rasio kerugian.
"Eksposur lebih besar dengan data loss ratio sama, maka premi lebih kecil tapi kalau eksposur mengecil dengan loss ratio sama, maka tarif premi lebih besar," imbuhnya.
Baca juga: AAUI catat premi tumbuh 20,9 persen meski ekonomi RI melambat
AAUI mencatat jumlah premi pada triwulan ke-III tahun 2019 mencapai Rp57,9 triliun atau tumbuh 20,9 persen dibandingkan periode sama tahun 2018 meski pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat sebesar 5,02 persen.
Pertumbuhan premi dicatat terbesar didorong lini bisnis asuransi kredit mencapai 104 persen dari Rp4,6 triliun pada triwulan ke-III tahun 2018 menjadi Rp9,4 triliun pada triwulan ke-III tahun 2019.
Sebelumnya, Pemerintah mengumumkan penurunan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari semula tujuh persen menjadi enam persen per tahun dalam rangka mempercepat pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia mulai 1 Januari 2020.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menjelaskan total plafon KUR juga akan ditingkatkan dari Rp140 triliun menjadi Rp190 triliun dan akan terus meningkat secara bertahap hingga Rp325 triliun pada 2024.
"Sesuai dari arahan Bapak Presiden total plafon KUR itu 36 persen yaitu dari Rp140 triliun jadi Rp190 triliun dan akan terus meningkat lebih dari 100 persen sampai 2024 sebesar Rp325 triliun," ujarnya.
Baca juga: AAUI harap tarif premi bencana alam seimbang
Ia menjelaskan 60 persen dari total plafon KUR senilai Rp190 triliun tersebut akan dialokasikan untuk sektor produktif diantaranya pertanian, kelautan, dan pariwisata.
Airlangga melanjutkan plafon maksimum KUR Mikro pun turut ditingkatkan dari semula Rp25 juta menjadi Rp50 juta per debitur yang juga akan berlaku efektif mulai 1 Januari 2020.
Sedangkan total plafon untuk KUR Mikro sektor perdagangan juga dinaikkan dari Rp100 juta menjadi Rp200 juta.
Baca juga: Kecerdasan buatan jadi masa depan bisnis asuransi
"Potensi mendapatkan premi menjadi lebih besar," kata Direktur Eksekutif AAUI Dody S Dalimunthe di Jakarta, Senin.
Menurut dia, turunnya suku bunga KUR akan memperluas cakupan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memperoleh pembiayaan bagi pengembangan usaha.
Dengan begitu, realisasi premi juga berpotensi meningkat karena kredit yang dikucurkan KUR akan dijamin oleh perusahaan asuransi umum.
Meski begitu, Dody menjelaskan tarif premi asuransi tidak memiliki kaitan dengan suku bunga KUR karena tarif premi asuransi berdasarkan rasio kerugian.
"Eksposur lebih besar dengan data loss ratio sama, maka premi lebih kecil tapi kalau eksposur mengecil dengan loss ratio sama, maka tarif premi lebih besar," imbuhnya.
Baca juga: AAUI catat premi tumbuh 20,9 persen meski ekonomi RI melambat
AAUI mencatat jumlah premi pada triwulan ke-III tahun 2019 mencapai Rp57,9 triliun atau tumbuh 20,9 persen dibandingkan periode sama tahun 2018 meski pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat sebesar 5,02 persen.
Pertumbuhan premi dicatat terbesar didorong lini bisnis asuransi kredit mencapai 104 persen dari Rp4,6 triliun pada triwulan ke-III tahun 2018 menjadi Rp9,4 triliun pada triwulan ke-III tahun 2019.
Sebelumnya, Pemerintah mengumumkan penurunan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari semula tujuh persen menjadi enam persen per tahun dalam rangka mempercepat pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia mulai 1 Januari 2020.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menjelaskan total plafon KUR juga akan ditingkatkan dari Rp140 triliun menjadi Rp190 triliun dan akan terus meningkat secara bertahap hingga Rp325 triliun pada 2024.
"Sesuai dari arahan Bapak Presiden total plafon KUR itu 36 persen yaitu dari Rp140 triliun jadi Rp190 triliun dan akan terus meningkat lebih dari 100 persen sampai 2024 sebesar Rp325 triliun," ujarnya.
Baca juga: AAUI harap tarif premi bencana alam seimbang
Ia menjelaskan 60 persen dari total plafon KUR senilai Rp190 triliun tersebut akan dialokasikan untuk sektor produktif diantaranya pertanian, kelautan, dan pariwisata.
Airlangga melanjutkan plafon maksimum KUR Mikro pun turut ditingkatkan dari semula Rp25 juta menjadi Rp50 juta per debitur yang juga akan berlaku efektif mulai 1 Januari 2020.
Sedangkan total plafon untuk KUR Mikro sektor perdagangan juga dinaikkan dari Rp100 juta menjadi Rp200 juta.
Baca juga: Kecerdasan buatan jadi masa depan bisnis asuransi
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: