Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin sore melemah tipis lantaran masih dibayangi sentimen global.

Rupiah ditutup melemah 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp14.079 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.077 per dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin, mengatakan, pasar tengah melihat apakah Amerika Serikat dan China dapat segera menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang.

Baca juga: Rupiah awal pekan menguat, ditopang harapan redanya perang dagang

"Pelaku pasar menunggu indikasi baru tentang apakah AS dan China bergerak lebih dekat ke kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang mereka yang telah mengguncang pasar keuangan dan menjadi hambatan bagi pertumbuhan global," ujar Ibrahim.

Dari eksternal lainnya, pasar juga terus mengawasi perkembangan di Hong Kong, dimana polisi menjebak ratusan pengunjuk rasa di dalam sebuah universitas besar, menutup jalan di daerah itu setelah hampir dua hari berturut-turut terjadi pertikaian yang telah menimbulkan kekhawatiran akan pertikaian berdarah dengan kedua belah pihak menolak untuk mundur.

Dari domestik, neraca perdagangan Indonesia yang diluar dugaan membukukan surplus pada Oktober juga memengaruhi pergerakan rupiah hari ini.

Baca juga: Rupiah Senin pagi hanya menguat 3 poin, di atas Rp14.000

Pasar juga tengah menanti Bank Indonesia (BI) yang akan menggelar Rapat Dewan Gubernur pada tanggal 20-21 November 2019 mendatang.

Bank sentral diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya di 5 persen. Sepanjang tahun ini BI sudah memangkas 100 basis poin suku bunganya.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.070 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.070 per dolar AS hingga Rp14.082 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.075 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.069 per dolar AS.