Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) membantah pemberitaan terjadinya kelangkaan solar di sejumlah wilayah di Tanah Air, salah satunya di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Sekjen Aptrindo Cabang Balikpapan Risman Sirait melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin, menyatakan kalaupun terjadi antrean BBM, itu hal biasa, tetapi bukan kelangkaan solar.

"Tidak ada kelangkaan seperti diberitakan. Kalau truk antre untuk dapat BBM ya memang wajar. Harus diluruskan," katanya.

Menurut Risman, salah satu kunci pasokan solar di Balikpapan, adalah komunikasi yang lancar antara Aptrindo dan Pertamina. Ketika pihaknya mempertanyakan pasokan yang dirasakan kurang maka Pertamina dengan sigap merespons keluhan tersebut.

"Secara berkala kami duduk bersama. Bahkan kalau penting, saya telepon, kita bisa langsung bertemu untuk mencari solusi. Misalnya saja jika pasokan kurang lancar atau pengiriman ke SPBU agak terlambat. Dan Pertamina sangat positif menanggapi kami. Mereka langsung follow up," katanya.

Baca juga: Langkah Pertamina tambah pasokan solar dinilai positif

Penggunaan Fuel Card sebagai pembayaran BBM, juga dinilai Risman sangat membantu karena bisa terpantau penggunaan solar untuk masing-masing armada, sehingga jika suatu saat terjadi pembelian yang mencurigakan, bisa langsung dipertanyakan.

"Ini memudahkan pengawasan, terlebih top up maksimal hanya Rp2 juta. Jadi kalau ada pengisian BBM yang tidak seperti biasa, akan ketahuan," katanya.

"Seluruh armada anggota Aptrindo Balikpapan, yaitu sekitar 1.600 unit kendaraan menggunakan Fuel Card," katanya.

Baca juga: Pertamina pastikan layanan solar tersedia

Meskipun demikian, Sekjen Aprtrindo itu tidak menepis bahwa potensi penyalahgunaan BBM bersubsidi memang ada, termasuk di wilayah luar Balikpapan dan Kalimantan Timur, yang saat ini diberitakan media terjadi kelangkaan.

"Untuk itu, memang diperlukan langkah proaktif masyarakat untuk melaporkan kepada pihak berwenang. Ini adalah ranah polisi, tetapi memang harus ada masyarakat yang melaporkan," kata dia.

Baca juga: Pengusaha angkutan di Garut keluhkan pembatasan pembelian solar