Laporan dari Tokyo
Menperin dorong Nippon Shokubai hasilkan produk hilir kimia
17 November 2019 18:49 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ditemui menjelang bertemu dengan industri di Tokyo, Jepang, Minggu. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)
Tokyo (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong industri kimia asal Jepang PT Nippon Shokubai Indonesia (NSI) untuk tidak hanya memproduksi produk kimia hulu, namun juga berinvestasi untuk menghasilkan produk kimia hilir.
“Mereka hampir memproduksi 10 persen dari total kebutuhan produk acrylic acid di dunia, sehingga yang mau kami dorong adalah juga produk hilirnya,” kata Menperin ditemui di Tokyo, Minggu.
Hal tersebut disampaikan Agus saat menggelar pertemuan dengan direksi Nippon Shokubai pada Senin (18/11).
Baca juga: Kunjungan kerja perdana, Menperin terbang ke Jepang dan Korsel
Acrylic acid atau asam akrilat merupakan senyawa organik berupa cairan tak berwarna yang biasa digunakan banyak industri seperti industri popok, industri pengolahan air, atau industri tekstil.
Di pasar global, tingkat konsumsi asam akrilat diperkirakan mencapai lebih dari 8.000 kilo ton pada tahun 2020.
Agus memaparkan, Nippon Shokubai tengah melakukan ekspansi usahanya di Indonesia dengan membangun pabrik baru yang akan memproduksi asam akrilat senilai 200 juta dolar AS. “Kami juga akan mengawal ekspansi yang dilakukan Nippon Shokubai di Indonesia,” tukas Agus.
Melalui ekspansi tersebut, kapasitas produksi asam akrilat yang dihasilkan NSI akan meningkat menjadi 240 ribu metrik ton per tahun dari sebelumnya 140 ribu metrik ton per tahun. Adapun pabrik yang terletak di Cilegon tersebut akan mulai beroperasi pada November 2021.
Baca juga: Menperin sampaikan jurus dongkrak daya saing industri nasional
Baca juga: Menperin: pemerintah terus ciptakan iklim investasi kondusif
“Mereka hampir memproduksi 10 persen dari total kebutuhan produk acrylic acid di dunia, sehingga yang mau kami dorong adalah juga produk hilirnya,” kata Menperin ditemui di Tokyo, Minggu.
Hal tersebut disampaikan Agus saat menggelar pertemuan dengan direksi Nippon Shokubai pada Senin (18/11).
Baca juga: Kunjungan kerja perdana, Menperin terbang ke Jepang dan Korsel
Acrylic acid atau asam akrilat merupakan senyawa organik berupa cairan tak berwarna yang biasa digunakan banyak industri seperti industri popok, industri pengolahan air, atau industri tekstil.
Di pasar global, tingkat konsumsi asam akrilat diperkirakan mencapai lebih dari 8.000 kilo ton pada tahun 2020.
Agus memaparkan, Nippon Shokubai tengah melakukan ekspansi usahanya di Indonesia dengan membangun pabrik baru yang akan memproduksi asam akrilat senilai 200 juta dolar AS. “Kami juga akan mengawal ekspansi yang dilakukan Nippon Shokubai di Indonesia,” tukas Agus.
Melalui ekspansi tersebut, kapasitas produksi asam akrilat yang dihasilkan NSI akan meningkat menjadi 240 ribu metrik ton per tahun dari sebelumnya 140 ribu metrik ton per tahun. Adapun pabrik yang terletak di Cilegon tersebut akan mulai beroperasi pada November 2021.
Baca juga: Menperin sampaikan jurus dongkrak daya saing industri nasional
Baca juga: Menperin: pemerintah terus ciptakan iklim investasi kondusif
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: