Palembang (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pemangkasan waktu tempuh LRT Sumsel sudah efektif meningkatkan okupansi penumpang sehingga jumlah penumpang mencapai 3 juta orang per November 2019.

"Dua bulan lalu pemangkasan waktu tempuh LRT Sumsel jadi 47 menit, kemudian kami pantau ada peningkatan okupansi dari 30 persen hingga 40 persen saat ini," kata Budi Karya Sumadi di Palembang, Minggu.

Sejak resmi dioperasionalkan pada 23 Juli 2018, penumpang LRT Sumsel mencapai satu juta orang pada Februari 2019, lalu pada Juli 2019 mencapai 2,2 juta penumpang, dan pada November 2019 sudah mencapai tiga juta penumpang.

Menurut dia memendeknya waktu kedatangan antarkereta (headway) dari 30 menit menjadi 18 menit dengan 74 jadwal keberangkatan terbaru, membuat kenyamanan masyarakat ikut meningkat.

Baca juga: Dukung pariwisata, Kemenhub mulai 2020 bangun tiga dermaga di Bali

Selain itu, adanya improvisasi integrasi moda transportasi angkot, bus dan perahu yang didukung dengan program ASN wajib naik LRT pada hari-hari tertentu juga menyokong kenaikan okupansi LRT Sumsel.

"Saya minta Gubernur Sumsel agar ASN lebih dirutinkan lagi naik LRT, baik dari Pemprov Sumsel ataupun Pemkot Palembang," tambahnya.

Ia berharap waktu tempuh LRT Sumsel dari Stasiun Bandara SMB II ke Stasiun DJKA yang semula 60 menit menjadi 47 menit bisa dipersingkat lagi menjadi 40 menit, dengan demikian ia optimis okupansi bisa mencapai 60 persen.

Sementara itu Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan improvisasi program yang fokus pada peningkatan pelayanan LRT memang dibutuhkan agar masyarakat mau beralih ke moda transportasi massal.

"Jika memang bisa waktu headwaynya dibuat 10 menit, sehingga memancing lebih banyak masyarakat dalam menggunakan LRT," jelas Herman Deru.

Ia juga meminta Pemerintah Kota Palembang untuk memperbanyak kantong-kantong parkir dan memperbanyak angkutan umum agar integrasi LRT lebih baik.
Baca juga: Dishub Sumsel siapkan jalur LRT terintegrasi angkutan sungai