Jakarta (ANTARA) - Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menilai konten-konten yang tersaji dalam media sosial kurang mengutamakan unsur-unsur keragaman dan kemajemukan dalam bermasyarakat.

"Yang sekarang kita lihat, konten konten kita dalam media sosial itu kurang mengutamakan keragaman, kemajemukan, dan tradisi nusantara menjadi bagian dari cara berpikir, bertindak, bernalar," ujar pria yang akrab disapa Romo Benny itu, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Romo Benny: Umat Katolik tidak perlu risau terkait Abdul Somad

Menurut dia, konten-konten yang berlalu-lalang di media sosial cenderung bertendensi negatif, seperti mengutarakan ujaran kebencian dan memojokkan keyakinan orang lain.

Romo Benny mengatakan masyarakat dalam bermedia sosial seharusnya mengedepankan sifat sifat kebajikan yang menyejukkan.

Dia pun mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membuat regulasi yang mengatur dan mengawasi konten-konten media sosial yang bersifat menyudutkan, menimbulkan konflik SARA, serta menimbulkan ketidakharmonisan di masyarakat.

"Konten-konten ujaran kebencian terhadap keyakinan orang lain, memang dengan sendirinya di negara-negara maju itu harus diproses, sehingga penegakan hukum memiliki legalitas yang kuat terhadap ujaran kebencian itu," ujar Romo Benny.
Baca juga: Romo Benny: Integritas kunci utama dalam pendidikan