Bukopin genjot fee based income Rp3 trilun pada 2020
15 November 2019 19:31 WIB
Direktur Utama Bank Bukopin Tbk, Eko R. Gindo (baju putih) dalam paparan publik di Bandung Jumat (15/11/2019).(ANTARA/Budi Suyanto)
Bandung (ANTARA) - PT Bank Bukopin Tbk akan mengubah komposisi perolehan pendapatannya dengan cara meningkatkan pertumbuhan pendapatan jasa perbankan (fee based income) ketimbang dari pendapatan bunga, dengan target Rp3 triliun pada 2020.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Eko R. Gindo dalam paparan publik di Bandung Jumat mengatakan sampai Oktober 2019 fee based income yang diraih perseroan sudah mencapai Rp1,2 triliun dan sampai akhir tahun ini diperkirakan mencapai Rp1,5 triliun.
Pada 2020 perolehan fee based income ini akan kami genjot hingga dua kali lipat atau bisa mencapai Rp3 triliun, katanya.
Eko optimistis target Rp3 triliun itu bisa dicapai lantaran yakin dengan produk kredit flexynya (flexy bill, flexy health, flexy gas dan flexy retail) yang unik dan mendapat sambutan pasar meski belum lama diluncurkan.
Segmen kredit transaksional atau kredit flexy ini mempunyai potensi pasar besar, bahkan saat ini menjadi semacam engine growth bagi perseroan.
Baca juga: BI sebut penurunan suku bunga acuan untuk longgarkan perekonomian
Dia menambahkan Bukopin akan terus memperbesar pendapatan fee based income atau minimal bisa mencapai 60 persen dari pendapatannya seperti umumnya bank bank asing.
Sementara itu pada akhir 2019 Bukopin memperkirakan kredit yang disalurkan mencapai Rp63 triliun, dana yang dihimpun Rp80 triliun, rasio kecukupan modal atau CAR 13,5 persen, rasio kredit bermasalah atau NPL di bawah 4 persen dan perolehan laba sekitar Rp250 miliar.
Selain itu perseroan juga merencanakan right issue dengan target perolehan dana sekitar Rp2 triliun sampai Rp2,5 triliun. Dananya akan digunakan untuk ekspansi kredit.
Baca juga: LPS sebut telah likuidasi 101 bank, likuidasi BPR terbanyak di Jabar
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Eko R. Gindo dalam paparan publik di Bandung Jumat mengatakan sampai Oktober 2019 fee based income yang diraih perseroan sudah mencapai Rp1,2 triliun dan sampai akhir tahun ini diperkirakan mencapai Rp1,5 triliun.
Pada 2020 perolehan fee based income ini akan kami genjot hingga dua kali lipat atau bisa mencapai Rp3 triliun, katanya.
Eko optimistis target Rp3 triliun itu bisa dicapai lantaran yakin dengan produk kredit flexynya (flexy bill, flexy health, flexy gas dan flexy retail) yang unik dan mendapat sambutan pasar meski belum lama diluncurkan.
Segmen kredit transaksional atau kredit flexy ini mempunyai potensi pasar besar, bahkan saat ini menjadi semacam engine growth bagi perseroan.
Baca juga: BI sebut penurunan suku bunga acuan untuk longgarkan perekonomian
Dia menambahkan Bukopin akan terus memperbesar pendapatan fee based income atau minimal bisa mencapai 60 persen dari pendapatannya seperti umumnya bank bank asing.
Sementara itu pada akhir 2019 Bukopin memperkirakan kredit yang disalurkan mencapai Rp63 triliun, dana yang dihimpun Rp80 triliun, rasio kecukupan modal atau CAR 13,5 persen, rasio kredit bermasalah atau NPL di bawah 4 persen dan perolehan laba sekitar Rp250 miliar.
Selain itu perseroan juga merencanakan right issue dengan target perolehan dana sekitar Rp2 triliun sampai Rp2,5 triliun. Dananya akan digunakan untuk ekspansi kredit.
Baca juga: LPS sebut telah likuidasi 101 bank, likuidasi BPR terbanyak di Jabar
Pewarta: Budi Suyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: